Ayu membuka halaman pertama buku hariannya dan mulai membaca. "Hari ini aku pergi memancing bersama kakek di tepi sungai. Kami menangkap beberapa ikan kecil dan membuat api unggun. Kakek bercerita tentang masa kecilnya dan kami tertawa bersama. Aku merasa sangat bahagia."
Setiap halaman yang Ayu baca membawa kembali kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lalui bersama. Tangis dan tawa mengiringi setiap cerita yang dibacakan, dan kakek Ayu merasa seakan-akan ia kembali muda lagi, menjalani setiap momen itu untuk kedua kalinya.
Waktu terus berlalu, dan kondisi kakek Ayu semakin memburuk. Namun, Ayu tidak pernah berhenti membacakan cerita-cerita mereka. Hingga suatu malam yang hening, saat bintang-bintang berkelap-kelip di langit, kakek Ayu menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang. Ayu memeluk buku hariannya erat-erat sambil menangis, namun di dalam hatinya ia tahu bahwa kakeknya telah pergi dengan membawa kenangan-kenangan indah itu bersamanya.
Beberapa tahun kemudian, Ayu tumbuh menjadi seorang wanita dewasa yang kuat dan bijaksana. Ia selalu membawa buku harian itu kemanapun ia pergi, sebagai pengingat akan kasih sayang dan kebersamaan yang pernah ia alami bersama kakeknya. Di setiap kesempatan, Ayu selalu menyempatkan diri untuk duduk di tepi sungai tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama.
Suatu hari, Ayu membawa anaknya yang masih kecil ke tempat itu. Ia duduk di tepi sungai sambil bercerita tentang kakeknya kepada anaknya. "Ini adalah tempat yang sangat istimewa bagiku dan kakek. Di sini, kami menghabiskan banyak waktu bersama, memancing, bercerita, dan menikmati keindahan alam."
Anak Ayu mendengarkan dengan penuh perhatian sambil melihat ke arah sungai yang tenang. "Aku ingin sekali bertemu dengan kakek. Dia pasti orang yang sangat baik."
Ayu tersenyum dan mengangguk. "Benar sekali, nak. Kakek adalah orang yang sangat baik. Meskipun dia sudah tidak bersama kita lagi, kenangan tentangnya akan selalu hidup dalam hati kita."
Matahari mulai tenggelam di balik pepohonan, dan bayangan panjang kembali menghiasi permukaan sungai. Ayu merasa damai, mengetahui bahwa cinta dan kenangan tentang kakeknya akan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Ia berjanji dalam hatinya untuk selalu menjaga dan menghargai setiap momen kebersamaan dengan orang-orang yang ia cintai, seperti yang pernah diajarkan oleh kakeknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H