Mohon tunggu...
suryaning bawono
suryaning bawono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Dr. Suryaning Bawono adalah peneliti dan dosen ekonomi di Universitas Jember dan STIE Jaya Negara Tamansiswa, Malang. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT. Frost Yunior, Banyuwangi. Dr. Bawono dikenal atas penelitiannya tentang kapital manusia dan pertumbuhan ekonomi, serta memiliki berbagai publikasi terkenal dan penghargaan sebagai peneliti terbaik. Penelitiannya aktif terindex di Scopus, WOS, Google Scholar, ORCID, dan SINTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga di Tepi Danau

29 November 2024   20:48 Diperbarui: 29 November 2024   20:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Jangan pernah menyerah pada impianmu. Setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini membawa kamu lebih dekat ke tujuanmu esok hari "

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan danau yang tenang, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Setiap pagi, Maya bangun dengan matahari yang menyapa dari balik gunung, menyinari desanya dengan cahaya keemasan. Desa ini adalah tempat di mana semua orang saling mengenal dan kebersamaan adalah nafas kehidupan sehari-hari.

Maya adalah seorang gadis sederhana yang selalu tersenyum. Namun, di balik senyumannya, ada rasa kehilangan yang mendalam. Ibunya telah meninggal dunia ketika Maya masih kecil, meninggalkan dirinya dan ayahnya, Pak Joko, yang selalu sibuk bekerja di ladang. Maya selalu merindukan sentuhan lembut dan pelukan hangat ibunya.

Suatu hari, saat Maya berjalan menyusuri tepi danau, ia menemukan bunga yang sangat indah. Bunga itu berwarna biru terang, dengan kelopak yang berkilauan di bawah sinar matahari. Bunga itu tampak seperti sesuatu yang datang dari dunia lain. Maya terpesona dan memutuskan untuk memetiknya. Saat tangannya menyentuh bunga itu, tiba-tiba muncul seorang wanita tua dengan mata yang bijaksana dan senyum yang hangat.

"Jangan petik bunga itu, Nak," kata wanita tua itu lembut. "Bunga ini memiliki kekuatan ajaib. Jika kamu merawatnya, bunga ini dapat mengabulkan satu permintaanmu."

Maya terkejut mendengar kata-kata wanita tua itu. Ia tidak tahu harus percaya atau tidak, tetapi ada sesuatu dalam mata wanita tua itu yang membuatnya merasa tenang. "Apa yang harus saya lakukan?" tanya Maya.

"Rawatlah bunga ini dengan baik. Berikan air dari danau ini setiap pagi dan malam, dan jaga agar sinar matahari pagi selalu menyapanya. Ketika waktu yang tepat tiba, bunga ini akan mengabulkan permintaanmu," jawab wanita tua itu sebelum menghilang di balik bayang-bayang pohon.

Maya membawa bunga itu pulang dan menanamnya di pot bunga kecil. Setiap pagi dan malam, ia memberi bunga itu air dari danau, dan setiap hari ia memastikan bunga itu mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup. Hari-hari berlalu, dan Maya merasa semakin terhubung dengan bunga itu. Setiap kali ia melihat bunga itu, ia merasakan kehangatan yang mirip dengan pelukan ibunya.

Suatu malam, ketika bulan penuh bersinar terang, Maya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada bunga itu. Kelopaknya bersinar lebih terang dari biasanya. Maya duduk di tepi tempat tidur dan memejamkan mata, mengingat-ingat semua kenangan tentang ibunya. Dengan hati yang penuh harapan, Maya berbisik, "Aku ingin bertemu dengan Ibu, meskipun hanya sebentar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun