Mohon tunggu...
suryaning bawono
suryaning bawono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Dr. Suryaning Bawono adalah peneliti dan dosen ekonomi di Universitas Jember dan STIE Jaya Negara Tamansiswa, Malang. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT. Frost Yunior, Banyuwangi. Dr. Bawono dikenal atas penelitiannya tentang kapital manusia dan pertumbuhan ekonomi, serta memiliki berbagai publikasi terkenal dan penghargaan sebagai peneliti terbaik. Penelitiannya aktif terindex di Scopus, WOS, Google Scholar, ORCID, dan SINTA.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengurai Simpul Korupsi : Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia

29 November 2024   15:32 Diperbarui: 29 November 2024   15:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Korupsi , Sumber : Pojokjakarta.com

Korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi juga penghambat pertumbuhan dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan mengurai simpul korupsi, kita membuka jalan menuju kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Korupsi adalah masalah yang telah mengakar dalam sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks ekonomi, korupsi memiliki dampak yang signifikan dan merusak pertumbuhan dan perkembangan negara. Artikel ini menggabungkan temuan dari penelitian Triatmanto dan Bawono (2023) tentang hubungan antara korupsi, sumber daya manusia, dan pengangguran di Indonesia dengan analisis dari artikel Pojok Jakarta untuk memberikan gambaran komprehensif tentang dampak korupsi terhadap ekonomi Indonesia.

Pengalihan Dana Publik

Penelitian menunjukkan bahwa korupsi menyebabkan pengalihan dana publik yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. Uang yang seharusnya bermanfaat bagi masyarakat sering kali diarahkan ke rekening pribadi atau proyek palsu, menghambat kemampuan negara untuk memajukan ekonominya (Pojok Jakarta, 2023). Triatmanto dan Bawono (2023) menambahkan bahwa korupsi juga merusak inovasi dan melemahkan penegakan hukum, yang lebih lanjut memperburuk situasi ini.

Investasi yang Terhambat

Korupsi menjadi penghalang bagi investasi asing dan domestik. Investor cenderung menghindari negara yang dianggap korup karena khawatir akan kesulitan berbisnis tanpa memberikan suap atau menghadapi risiko ketidakadilan dalam perlindungan hukum (Pojok Jakarta, 2023). Penelitian oleh Triatmanto dan Bawono (2023) menunjukkan bahwa kurangnya investasi akibat korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang, karena investor merasa tidak yakin akan keamanan investasi mereka.

Ketidaksetaraan Ekonomi

Korupsi memperkuat ketidaksetaraan ekonomi. Sebagian kekayaan negara diarahkan ke individu atau kelompok yang korup, memperburuk kesenjangan antara kaya dan miskin (Pojok Jakarta, 2023). Hal ini menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik yang berpotensi merusak pertumbuhan ekonomi. Penelitian Triatmanto dan Bawono (2023) menekankan bahwa investasi dalam pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk mengurangi ketidaksetaraan ini dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Peningkatan Biaya Bisnis

Korupsi membuat biaya bisnis meningkat. Perusahaan sering kali terpaksa membayar suap untuk mendapatkan izin, kontrak, atau perlindungan hukum, mengurangi keuntungan dan daya saing ekonomi secara keseluruhan (Pojok Jakarta, 2023).

Menurunkan Kualitas Layanan Publik

Dana yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan publik seperti pendidikan dan perawatan kesehatan sering kali terkuras oleh korupsi, mengakibatkan penurunan kualitas layanan (Pojok Jakarta, 2023). Triatmanto dan Bawono (2023) menambahkan bahwa kualitas sumber daya manusia yang rendah akibat layanan publik yang buruk menghambat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Ketidakpercayaan Investor dan Pelaku Bisnis

Korupsi menciptakan ketidakpercayaan di antara investor dan pelaku bisnis, merusak citra negara dan menghambat kolaborasi bisnis yang bermanfaat (Pojok Jakarta, 2023). Ketika korupsi menjadi norma, pelaku bisnis cenderung kurang berinvestasi dalam pengembangan jangka panjang, memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Perlambatan Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang penting untuk pertumbuhan ekonomi sering kali terhambat oleh korupsi. Proyek infrastruktur mengalami penundaan, peningkatan biaya, atau kualitas yang buruk karena korupsi dalam proses tender dan pelaksanaan (Pojok Jakarta, 2023). Triatmanto dan Bawono (2023) menekankan bahwa reformasi tata kelola yang transparan sangat penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Penyusutan Sumber Daya Alam

Korupsi juga berdampak pada pemanfaatan sumber daya alam. Sumber daya yang seharusnya menjadi aset berharga bagi negara sering kali dieksploitasi secara tidak berkelanjutan atau diekspor dengan harga rendah karena perjanjian yang korup (Pojok Jakarta, 2023).

Kesimpulan

Korupsi memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia, mempengaruhi berbagai aspek mulai dari pengalihan dana publik hingga perlambatan pembangunan infrastruktur. Untuk mengatasi dampak ini, Triatmanto dan Bawono (2023) serta artikel Pojok Jakarta (2023) menyarankan agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas untuk memberantas korupsi melalui reformasi hukum, implementasi regulasi yang lebih ketat, serta investasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan mengatasi akar masalah korupsi, diharapkan Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Pojok Jakarta. (2023, September 1). Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi Indonesia: Sebuah Analisis Mendalam. Retrieved from https://pojokjakarta.com/2023/09/01/dampak-korupsi-terhadap-ekonomi-indonesia-sebuah-analisis-mendalam/

Triatmanto, B., & Bawono, S. (2023). The interplay of corruption, human capital, and unemployment in Indonesia: Implications for economic development. Journal of Economic Criminology, 2, 100031.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun