Suatu sore, setelah berhasil menyelesaikan tahap penting proyek mereka, Raka mengajak Alya untuk makan malam sebagai bentuk perayaan kecil.
"Alya, maukah kau menemani aku makan malam? Aku pikir kita pantas merayakan kerja keras kita," tanya Raka dengan senyum penuh harap.
Alya mengangguk, merasa ada perasaan yang berbeda ketika melihat senyuman Raka. "Tentu, Raka. Aku senang sekali."
Saat makan malam, mereka berbicara tentang banyak hal---impian, keluarga, masa depan. Percakapan itu terasa ringan, penuh tawa, dan kehangatan. Alya dan Raka menyadari bahwa kebencian yang dulu ada telah berubah menjadi rasa saling menghormati dan cinta yang tumbuh perlahan.
Dengan berjalannya waktu, mereka semakin dekat dan perasaan cinta mereka semakin kuat. Kebencian yang dulu memisahkan mereka kini menjadi jembatan yang menghubungkan dua hati yang akhirnya menemukan satu sama lain.
Proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Alya dan Raka menghadapi tantangan terbesar. Klien tiba-tiba menginginkan perubahan besar pada desain dan konsep proyek, yang membuat Alya dan Raka harus mulai bekerja dari awal dalam waktu yang sangat terbatas. Tantangan ini benar-benar menguji kemampuan mereka untuk bekerja sama di bawah tekanan.
"Ini tidak masuk akal. Mereka ingin kita mengubah hampir seluruh konsepnya dalam waktu seminggu!" seru Alya frustrasi saat mereka duduk di ruang rapat.
"Aku tahu, Alya. Ini gila, tapi kita harus melakukannya," jawab Raka dengan nada tenang. "Kita sudah sampai sejauh ini. Aku yakin kita bisa mengatasinya jika kita bekerja sama."
Alya menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus membagi tugas secara efisien. Aku akan mengurus desain ulang, dan kamu bisa menangani komunikasi dengan klien dan tim produksi."
Selama seminggu itu, mereka bekerja siang dan malam tanpa henti. Alya menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputernya, merombak desain dan memastikan semua detailnya sempurna. Sementara itu, Raka terus berkoordinasi dengan tim dan klien, memastikan semua perubahan diterima dan disetujui tepat waktu.
Di tengah malam, saat mereka sedang bekerja di kantor yang sepi, Alya tiba-tiba merasa kewalahan. "Aku tidak yakin bisa melakukannya, Raka. Ini terlalu berat."