Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Secara genetik, anak diyakini telah memiliki bawaan-bawaan tertentu sebagai potensi dasar untuk berkembang. Namun bagaimana potensi-potensi itu berkembang tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungan tempat individu berkembang. Pengaruh-pengaruh interaktif bawaan-lingkungan inilah yang akan menentukan proses perkembangan anak.
Menurut Ki Hajar Dewantara, ada tiga klasifikasi lingkungan atau konteks dalam pendidikan dimana pada masing-masing lingkungan itu dapat berupa lingkungan phisik, lingkungan budaya, lingkungan alam, maupun lingkungan spiritual, yang dikenal dengan tri pusat pendidikan, yaitu
1.Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam konteks perkembangan sang anak, karena sejak lama, keluarga sudah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Sebagian besar waktu anak dihabiskan di lingkungan keluarga, jika anak menghabiskan waktu disekolah sekitar 5-6jam, dirumah anak bisa menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga kalilipat dari itu. Dalam keluarga, anak tidak dididik sebagaimana halnya disekolah, orang tua lebih menitik beratkan bagaimana anak dapat terjun dimasyarakat dengan ilmu yang didapat anak dari keluarga, sekolah dan lingkungan.
Keluarga juga mengajarkan berbagai ketrampilan seperti memasak atau hal lain agar anak dapatmelakukannya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Anak juga dididik untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua.
Radin (Seifert & Hoffnung, 1991) menjelaskan enam kemungkinan cara yang dilakukan orangtua dalam mempengaruhi anak, yaitu:
1.Pemodelan perilaku (modeling of behafiors)
2.Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments)
3.Perintah langsung (direct instruction)
4.Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules)
5.Nalar (reasoning)
6.Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana (providing materials and settings)
Kondisi dan iklim kehidupan yang kurang harmonisdalam keluarga seperti perceraian dan sebagainya, akan berdampak buruk terhadap pembentukan perilaku dan pribadi anak
2.Lingkungan sekolah
Di samping keluarga, sekolah juga berperan dalam perkembangan anak. Sejak lama, sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak -anak . Selama kuranglebih lima sampai enam jam pada hampir setiap hari, disekolah tidak hanya hadir secara fisik, melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang dan diprogram sedemikian rupa. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan untuk kepentingan umum dan melayani semua lapisan masyarakat. Dalam posisi seperti ini fungsi sekolah tidak hanya menyangkut fungsi sosialisasi melainkan, juga memilikifungsi edukasi, karena sekolah tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual(kognitif) saja melainkan juga psykomotorik dan fisik.
Melalui pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan proses pengembangan kognisi anak sangat akan memudahkan untuk memahami bagaimana kontribusi sekolah dalam mengembangkan aspek kognisi anak. Sebagaimana halnya dirumah, guru memegang peran yang sentral dalam menciptakan suasana kelas.
Ada beberapa kualitas sikap guru yang akan memfasilitaskan proses belajar anak, yaitu kejujuran atau keaslian, penghargaan, penerimaan, kepercayaan, serta pemahaman empatik.Jadi , seorang guru yang baik tidak hanya cukup dalam menguasai materi yang akan diajarkan dan ketrampilan metedologinya, melainkan juga perlu memiliki karakteristik-karakteristikpribadi yang cocok dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi anak
3.Lingkungan Masyarakat dan Pengaruh Media informasi
Masyarakat tempat anak bergaul dengan anak-anak lain atau teman sebaya dan orang dewasa lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak.Pengalaman-pengalaman interaksional anak akan memberikan kontribusi tersendiri dalam proses pembentukan perilaku dan perkembangan anak.
Jika dihubungkan dengan lingkungan rumah dan sekolah, lingkungan masyarakat dapat mendukungapa yang dikembangkan disekolah, namun juga sebaliknya. Sebagai misal lingkungan masyarakat pesantren yang pada masyarakat itu dijunjung tinggi nilai-nilai agama, merupakan suatu lahan yang suburbagi keluarga dan anak untuk membina kehidupan yang agamis; Lingkungan masyarakat yang akademikmerupakan lahan yangsubur untuk menumbuhkan minat akademik anak; Lingkungan masyarakatmerupakan lahan yang subur untuk menumbuhkan minat bisnis anak. Apabila antara keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat saling mendukung, maka peluang pencapaiannya lebih mudah.
Media massa juga termasuk faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak melalui proses-proses. Anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat berdampak baik positif maupun negatif bagi anak. Semakin canggihnya suatu media massa, semakin terasa pula dampak yang kita rasakan,. Sebagai contoh adanyaTelevisi, anak akan lebih menghabiskan waktunya untuk bermain game dan menonton televisi daripada belajar. Hal ini dapat berdampak buruk bagi anak. Menghadapi seperti ini, rasanya tidak mungkin orangtua mengasingkan anaknya dari media tersebut, disamping tidak manusiawi, waktu dan perhatian orang tua bersama anak juga terbatas.
Berikut adalah pertimbangan dari Doroty & Singersebagai masukan dalam membimbing anak dalam menonton TV
a.Doronglah anak untuk menonton program-program khususdan terencana, bukan sembarang program, serta aktiflah bersama anak dalam menonton program terencana itu.
b.Carilah program yang menonjolkan peran anak dalam kelompok usianya
c.Tunjukkan contoh-contoh yang positif dari program tersebut seta dampaknya kepada anak.
Dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis yang diperoleh anak secara optimal, diharapkan si anak akan tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang baik dan berkwalitas sebagaimana yang diharapkan dirinya sendiri, orangtua, dan masyarakat.
Guna mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu, tidak ada cara lain kecuali dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para pendidik (orangtua dan guru) dalam membmbing dan mengarahkan anak.Karena pada hakekatnya, memperoleh pendidikan adalah hak anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H