Mohon tunggu...
Nining setiyawati
Nining setiyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kolaborasi antara Sekolah dan Keluarga dalam Mendukung Pendidikan Anak

20 Desember 2023   19:18 Diperbarui: 20 Desember 2023   19:32 3855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengimbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua. Pendidikan anak melibatkan proses pembelajaran yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan. 

Mencakup pendidikan formal di sekolahan, serta aspek-aspek informal seperti pembelajaran di rumah dan melalui pengalaman sehari-hari. Pendidikan anak juga mencakup pembentukan karakter, etika, dan kemampuan sosial yang membantu mereka tumbuh menjadi individu yang berdaya dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Selain itu pendidikan juga dapat menumbuhkan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut tentunya sekolah berada di garis paling depan dan mempunyai peran penting untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut. Menurut Roucek dan Warren kolaborasi adalah bersama-sama untuk menciptakan tujuan bersama. Suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya, kolaborasi melibatkan pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung jawab demi tercapainya tujuan bersama. 

Usia anak sekolah dasar (6-12 tahun) merupakan tahap penting bagi pelaksanaan pendidikan karakter karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan fisik dan motorik termasuk perkembangan kepribadian, watak emosional, intelektual, bahasa, budi pekerti, dan moralnya yang bertumbuh pesat. Menurut Doni Kusuma karakter adalah sebuah gaya, sifat, ciri, maupun karakter yang dimiliki seseorang yang berasal dari pembentukkan atau tempaan yang didapatkannya melalui lingkungan yang ada disekitar. Keberhasilan pendidikan anak ditentukan dari lingkungan pendidikan anak yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan pendidikan yang pertama kali dikenal anak adalah keluarga. Dari keluarga anaka pertama kali mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Sikap dan perilaku orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga sangat berperan penting dalam pembentukkan karakter seorang anak. 

 Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal, kolaborasi yang erat antara sekolah dan orang tua menjadi kunci utama. Ketika kedua belah pihak bekerja bersama, maka akan terbentuk kekuatan bersama yang dapat mengarahkan anak-anak pada pentingnya pendidikan yang gemilang. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lainnya melalui media atau perantara. Umumnya, komunikasi antara orang tua siswa dengan guru merupakan salah satu realisasi dari akuntabilitas sekolah. Untuk mengetahui perilaku dan hal yang dilakukan anak selama di sekolah maupun di rumah, maka diperlukan hubungan dan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua. Anak-anak mempunyai banyak waktu di sekolah pada hari biasa, setelah itu mereka akan pulang dan kembali ke lingkungan keluarga dan menghabiskan waktu di rumah pada hari libur. Baik orang tua maupun guru harus mengetahui kegiatan anak, guna memantau perkembangan mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dan orang tua siswa memiliki peran yang sama dalam melindungi dan mendidik anak. Jika komunikasi antara guru dan orang tua siswa tidak berjalan dengan baik, maka mereka tidak akan mengetahui kemajuan dan perkembangan anak serta kehilangan kesempatan untuk mendidik anak sesuai kebutuhannya. Adapun tujuan utama komunikasi antara guru dan orang tua siswa yaitu memastikan anak dapat belajar secara efektif serta memastikan kebutuhan belajarnya dipenuhi dengan baik. Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua tidak mampu sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak karena keterbatasan ilmu, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu untuk menjalankan tugasnya diserahkan kepada guru di sekolah sebagai kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. 

 Dalam pendidikan sekolah peran guru sangat penting dalam menfasilitasi pembelajaran. Selain sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang menginspirasi, membimbing, dan memberikan panduan kepada siswa. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaran, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat. Dalam pendidikan sekolah bukan hanya guru saja yang menjadi garda terdepan pendidikan tetapi Staf Administrasi Sekolah juga bertanggung jawab untuk mengelola manajemen operasional sekolah, menyediakan sumber daya seperti menyelenggarakan kegiatan sehari-hari di sekolah termasuk jadwal, perizinan, manajemen fisik, dan menciptakan kebijakan yang mendukung lingkungan belajar yang efektif bagi pembelajaran anak. Selain itu Konselor Pendidikan juga dapat memberikan dukungan emosional dan akademis kepada siswa, membantu mereka mengatasi masalah pribadi, kecemasan, stres yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka atau tantangan yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka di sekolah. Kurikulum dan Kebijakan Sekolah juga memberikan dampak baik karena anak dapat merasa nyaman dengan pembelajaran yang diberikan seperti desai pembelajaran berkualitas, mengembangkan kurikulum yang berfokus pada pembelajaran efektif dan relevan, memastikan siswa terlibat dalam pengalaman pembelajaran yang memotivasi dan mengembangkan keterampilan. 

 Selain guru, orang tua juga sangat berperan penting dalam mendukung pendidikan anak. Mereka tidak hanya sebagai penyedia kebutuhan fisik, tetapi juga sebagai pendukung perkembangan akademis, emosional, dan sosial anak. Orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar di rumah, mendorong minat anak. Dan memberikan motivasi. Melalui komunikasi yang terbuka dengan sekolah, orang tua dapat memahami perkembangan anak serta berperan aktif dalam proses pendidikan. Dukungan moral, bimbingan, dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua memainkan peran kunci dalam membentuk karakter dan sikap positif anak terhadap pembelajaran. Orang tua memiliki tugas dalam mengawasi anak agar tetap stabil dalam pendidikan melibatkan beberapa aspek. Pertama, mereka perlu memonitor progress akademis anak, terlibat dalam tugas rumah, dan berkomunikasi secara teratur dengan guru. Selain itu, orang tua juga harus memotivasi anak, mengidentifikasi potensi masalah, dan memberikan dukungan emosional serta bimbingan karir. 

Menjaga disiplin dan rutinitas belajar harian juga penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang konsisten. Dengan melibatkan diri secara aktif, orang tua dapat membantu anak tetap fokus dan stabil dalam perjalanan pendidikannya. Namun di era sekarang, peran orang tua sudah mulai menurun, akibat kurangnya komunikasi antar guru. Ketika ada pertemuan rapat untuk membahas bagaimana tindak lanjut anak, tetapi orang tua menyepelekan hal tersebut dikarenakan sibuk dengan urusan masing-masing, padahal pertemuan tersebut merupakan bentuk komunikasi antar guru dan orang tua. Sering kali ditemukan orang tua hanya datang saat pembagian rapot, tetapi lupa akan perannya sebagai garda terdepan dari anak-anak, bahkan ada orang tua yang tidak hadir pada saat pembagian rapot. Ada juga orang tua yang hanya memberikan finansial yang cukup tetapi tidak memberikan hak anak yaitu sebagai fasilitator di rumah. Kerjasama antar kedua belah pihak inilah yang sangat dibutuhkan anak. Bukan hanya komunikasi di sekolah saja, tetapi komunikasi atau kolaborasi di rumah juga termasuk tindakan yang membangun karakter siswa untuk mengetahui metode belajar anak, emosional anak, psikomotorik dan perkembangan kognitif. 

 Kolaborasi yang efektif dimulai dengan membangun jembatan komunikasi yang aktif antara sekolah dan orang tua. Sekolah harus membuka saluran komunikasi yang mudah diakses oleh orang tua, seperti aplikasi pesan (sms), whatsapp, dan pertemuan rutin. Selain itu, orang tua juga harus merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan guru atau staf sekolah ketika ada hal yang perlu dibahas terkait perkembangan anak. Orang tua dan guru juga harus melakukan pertemuan untuk membahas perkembangan anak, pencapaian, tantangan, dan rencana tindak lanjut. Dalam forum ini, orang tua dapat berbagi wawasan tentang anak mereka di rumah, dan guru dapat memberikan informasi tentang kemajuan anak di sekolah. Dengan demikian, kedua belah pihak dapat saling mendukung dan bekerja sama dalam memberikan perhatian terbaik untuk anak. Peran orang tua saat di rumah sangat dibutuhkan karena orang tua dapat melibatkan diri dengan kegiatan belajar di rumah, seperti membaca buku bersama anak, bermain permainan edukatif, atau berbicara tentang pengalaman sehari-hari. 

Sementara itu, sekolah juga dapat memberikan saran dan dukungan kepada orang tua tentang bagaimana mereka dapat membantu anak dalam proses belajar di rumah. Dengan adanya kolaborasi ini orang tua dan guru dapat lebih memahami dan mengenal perkembangan anak mereka dan informasi ini sangat berharga bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, guru dapat memberikan pendekatan yang tepat untuk membantu anak mencapai prestasi yang maksimal. Ketika tantangan dalam proses belajar itu muncul, kolaborasi dengan orang tua dapat menjadi kekuatan besar dalam mengatasinya. Dengan terbuka berbicara tentang masalah dan mencari solusi bersama, baik pihak sekolah maupun orang tua dapat bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang penuh dukungan dan dorongan baik anak-anak. 

 Kolaborasi antara Sekolah dan Keluarga memiliki peran sangat penting dalam membentuk pendidikan anak. Sekolah dan orang tua bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga menyusun tindak lanjut dalam masa depan anak-anak. Sekolah dan keluarga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang holistik, Kolaborasi ini tidak hanya menciptakan pemahaman yang holistik tentang kebutuhan anak, tetapi juga memungkinkan dengan saling mendukung, memastikan perkembangan optimal serta kesuksesan akademis dan sosial anak-anak. Melalui komunikasi terbuka dan kerjasama yang erat, dengan berbagi informasi, partisipasi aktif, dan upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai positif dan pembelajaran yang diperoleh di sekolah juga diterapkan dan diperkuat di lingkungan keluarga. Hal ini membentuk fondasi kokoh untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala aspek kehidupan. Selain itu, kolaborasi guru dan orang tua dapat memberikan dukungan yang konsisten terhadap anak, baik di rumah maupun di sekolahan. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan anak, membantu membentuk kebiasaan positif pada anak baik terkait tugas sekolah, kedisiplinan, atau kebiasaan membaca. Kegiatan sekolah adalah elemen kunci yang menjadikan kolaborasi yang efektif, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh. Dengan bekerja bersama, kita akan mendapatkan lingkungan pendidikan yang mendukung, menyeluruh, dan berfokus pada keberhasilan anak dalam menghadapi tantangan masa depan mereka. Dengan memahami peran masing-masing dan saling mendukung, kita membentuk dasar yang kokoh untuk pertumbuhan dan perkembangan generasi mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun