Mohon tunggu...
Nining Parlina
Nining Parlina Mohon Tunggu... -

Nining Parlina.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wisata Akademik

29 Desember 2009   20:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya Magis Kampus

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang).[1] Ini artinya kegiatan wisata tidak hanya mencakup kegiatan untuk bersenang-senang melainkan ada sesuatu yang dapat dijadikan pengetahuan dan informasi baru. Lalu apa yang dimaksud dengan wisata akademis?

Lingkungan kampus yang berpotensi sebagai obyek wisata bisa dilakukan cek dan re-cek melalui tiga pertanyaan pokok kepariwisataan, yakni:[2] what to see? What to do? dan what to buy? Sebelum ke arah penjelasan mengenai ketiga pertanyaan tersebut, kita satukan persepsi dahulu, siapa calon wisatawannya dan siapa obyek wisatanya. Tentunya dalam konteks ini calon wisatawannya adalah calon mahasiswa dan obyek wisatanya adalah institut perguruan tinggi.

Untuk menjawab pertanyaan pertama, what to seediarahkan pada fenomena apa yang menarik yang dapat dilihat oleh calon mahasiswa? Maka jawabanya adalah tempat kampus yang bonafit dengan gedung rektoratnya yang eksklusif, laboratorium komputer-bahasa-IPA-Sosial yang human interest, perpustakaan, dan gedung pertemuan yang multi fungsi lainnya.

What to do, pertanyaan ini diarahkan kepada jenis perlakuan apakah yang bisa dilakukan oleh calon wisatawan (calon mahasiswa) di lingkungan kampus pendidikan ini? Jawabannya bisa berupa hak mengikuti perkuliahan sesuai dengan peminatan bidang keilmuan, membaca dan meminjam buku-buku perpusatakaan yang up to date, mengikuti kegiatan kemahasiswaan, mengikuti seminar-lokakarya-dialog interaktif- dan stadium general secara gratis dengan pembicara dari para pakar atau ahli maupun pengusaha dan birokrat lokal-regional-dan nasional. Namun yang menjadi catatan kecil adalah jangan sampai seminar yang diadakan hanya menjadi bahan komoditas semata seperti yang telah disampaikan oleh Dr. Bedjo Sujanto selaku Rektor UNJ (Kompas, 14 Juli 2008).

What to buy, pertanyaan yang ketiga ini sangat menarik untuk dijawab. Apa yang bisa dibeli dari kampus kita? selain buku kuliah baik pengarang dari dosen lokal maupun nasional, tentunya kampus juga dapat menawarkan produk-produk hasil buah tangan mahasiswa. Permasalahanya adakah produk hasil penelitian yang dibuat mahasiswa? Minimal untuk dipertunjukkan kepada calon wisatawan. Agar para calon wisatawan berpikir bahwa kegiatan mahasiswa tidah hanya berdemo melainkan ada kegiatan yang lebih bermakna dan dapat menjadi kultur akademik yang baik dalam perkembangan kampus dalam bidang akademik. Namun sayangnya, hal ini masih sedikit peminatnya. Sebagian besar mahasiswa menghindari dunia-dunia penalaran khususnya menulis dan meneliti. Siapa yang salah? Mahasiswanya atau para pendidiknya ynag kurang memotivasi hal tersebut. Semuanya harus saling bersinergi. Kesuksesan dibangun atas kerjasama yang baik dan dilakukan secara kolektif. Andaikan hal ini dapat diwujudkan, mungkin tidak ada lagi kata terlontar ”penelitian mahasiswa bareng dosen? Hanya fiktif belaka”.

Semoga dengan menganalogikan pengenalan kampus dengan ”Wisata Akademik” dapat merangkum masalah kampus ini menjadi satu. Dan tentunya dapat terjawab juga menjadi satu. Sesungguhnya tulisan ini bukan untuk mengkritik tanpa solusi melainkan tulisan ini menjadi alternatif bentuk gagasan yang ingin disampaikan. Go to Campus....

[1]Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) hal. 870

[2] Anis, Fauzi.Menggagas Jurnalistik Pendidikan. (Jakarta: Triarga Utama, 2007) hal. 117

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun