" Aku mau bisnis niy , mb? Saran dong," tanya seorang teman.
" Bisnis apa? gimana caranya bisnis? apa strategi bisnisnya? secara total , bagaimana kamu menulis skenario bisnismu?"
Itu kalimat yang saya tanyakan kepada seorang teman. Dia hanya terdiam dan melihat ke depan dengan tatapan bingung jawabnya.
Sementara awalnya dia bercerita dengan menggebu-gebu bercerita  mengenai keinginannya untuk berbisnis. Tetapi setelah mendengar pertanyaan tersebut, malah terdiam dan menjadi nanar. Teman saya ini memiliki nilai yang selalu bagus di setiap pelajarannya. tetapi ketika dihadapkan pada kenyataan hidup dan dia harus bertahan dalam hidupnya, tidak bergerak sama sekali. Hingga akhirnya selama 2 tahun, saya mentorin dia secara intensif. Setiap hari saya berusaha menumbuhkan rasa percaya dirinya yang hilang (menurut dia), sementara kalau saya lihat, percaya dirinya bukan hilang, tetapi tertutup olepemikirannya sendiri (mind block).
Beberapa waktu kemudian, dia balik bertanya, "bisnis apa ya mb yang bisa aku kerjain?"
Kalau saya adalah pembaca, kira-kira apa yang akan pembaca lakukan? Gemes ya..
Gali punya gali, akhirnya dia memilih untuk membuka les privat bahasa Inggris. Start up nya bagaimana? Hhhmm, bagaimana ya? Apa yang ada di benakmu? Â L
Lama dia berpikir, kemudian dia bertanya lagi, marketnya gimana ya, mb?
Waduh, antara gemes dan gregetan jadinya. Tapi saya mencoba untuk mengarahkan, dengan bertanya udah bikin skenario bisnisnya belum? Mulai dari bagaimana mau start up bisnismu?Â
Dijawab "belum, mb".Â
"Terus mau mulai bisnis gimana caaranya?"