Kasusnya terjadi tahun 2016, viralnya tahun 2024. Selama 8 tahun kasus yang sudah ditetapkan oleh hukum (inkrah), dibuka kembali oleh hadirnya film dari kasus tersebut. Dan membuat masyarakat beramai-ramai menjadi tim pencari fakta (tanpa diminta) sesuai suara hati masyarakat. Kasusnya bergulir dari kasus pembunuhan menjadi kasus kecelakaan murni. Tim pengacara akhirnya mampu membuat kasus ini untuk Penjinjauan Kembali atau PK berdasarkan bukti-bukti baru.Â
Tetapi yang ingin saya tanyakan kepada pembaca adalah, dimanakah dan bagaimanakah kabar dari putra mantan bupati bernama Ramadani Purwadi Sastra atau biasa dipanggil Dani yang tiba-tiba tidak lagi menjadi sorotan netizen? Â Kemudian para orang-orang yang pada awal-awal viral mengaku sebagai saksi yang menyaksikan kejadian adanya pelemparan dan pembunuhan keji yang dilakukan oleh beberapa orang, juga tiba-tiba menghilang dan muncul di media sosial seperti tidak pernah mengakui kesaksiannya.Â
Jika memang kasus ini menjadi polemik antara kasus kecelakaan tunggal ataupun pembunuhan, menurut saya, polri tidak membutuhkan waktu selama ini (sejak viral) untuk mengungkap kebenarannya. Buat skema dari titik awalnya yaitu pelapor, kemudian dijabarkan hingga motifnya ditemukan. Saya percaya Polri mampu mengusut dalam waktu singkat dan sebenar-benarnya, tetapi justru menjadi pertanyaan bagi saya yang selama ini hanya mengikuti sekelumit demi sekelumit.Â
Tim pengacara yang meyakini jika kasus ini merupakan kasus pembunuhan, menurut saya juga janganlah terlalu ramai untuk berdiskusi di depan layar kaca. Dan saling tuding dengan tim pengacara yang berseberangan. Saya jengah dengan diskusi yang ga pernah selesai, mengapa tidak kalian kompak untuk menemukan pelakunya (jika memang ada pelaku pembunuhannya) bukan saling menyerang. Tim pengacara terpidana saat ini menurut saya, sedang bekerja sesuai dengan keyakinan mereka bahwa mereka berada di jalur yang benar. Sementara tim seberang hanya berdiskusi saja di media. Capek. Netizen lelah dengarnya. Yuk, semangat untuk membuka kebenaran yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H