[caption caption="Spanduk dan Pelarangan Menristek terhadap LGBT | Koleksi Pribadi, Edited"][/caption]Almarhum simbah putriku dulu berpesan wanti-wanti kepadaku, "Nduk...masiyo cah wedok..kowe kudu sekolah ben ojo diapusi wong lanang" (Cucuku, walaupun kamu perempuan, kamu harus sekolah...supaya nggak ditipu lelaki - jaman eyangku dulu banyak teman putrinya yang ditipu suaminya dengan perselingkuhan). Padahal eyangku putri ini nggak sekolah.
Kalau ayahku menerjemahkan pesan sekolah itu dengan pendidikan, dengan kecerdasan pola pikir. Setiap pagi dan sore, saat kami kumpul makan, ayahku menchallenge kami putra putrinya tiga bersaudara berdiskusi soal apa saja...politik, gereja, lingkungan dll...Beliau mendebat, mengupas dan mengasah ketajaman cara pandang kami terhadap suatu masalah. Karena menurut beliau...kecerdasan itu tidak ditandai dengan gelar keilmuan tetapi dilihat dari kejernihan pola berfikir
Yang bikin spanduk ini tingkatan pola pikirnya setingkat dengan pak Mentri yang melarang LGBT masuk kampus yang gelarnya Profesor, Phd, Ak lhooo
Kira-kira pola pikirnya gini:
1. Bahwa yang namanya orientasi sexual itu (gay, lesbi, atau yang dianggap normal) bisa dilihat dengan kasat mata....sehingga bisa dideteksi dengan mudah...Emangnya kalau mereka berhubungan sex akan di depan kalian gitu? Lhaa aku aja yang normal kalau begituan di depan ibu kos atau di kampusku UGM.. juga akan diusir oleh ibu kos dan hansip kampus
Jangan-jangan sebentar lagi mereka akan usul ke mendagri ... supaya bikin satu kolom lagi di KTP, dibawah kolom agama...yaitu kolom Orientasi Sexual: Gay, Lesbi, Lingga Yoni (buat yang lurus)
2. Pak Mentri dan pembuat spanduk itu pasti mikirnya gay atau lesbi itu seperti penyakit...bisa menular, sehingga harus dicegah. Korupsi itu juga bisa menular lho pak...kalau mau... sweeping aja ke gedung senayan tuuh...pasti banyak hasilnya. Atau nggak usah jauh2 deh...coba sweeping di kementriannya sendiri
3. Pak Mentri dan hansip kampung itu pasti menempatkan dirinya sendiri sebagai Penjaga Moral bangsa ...menjaga orang-orang di lingkungannya supaya nggak masuk neraka. Pola Pikir "Penjaga moral" yang seperti ini mirip dengan pola pikirnya orang2 yang ngajarin anak2 muda itu jadi pengantin bom dengan melindungi kemaluannya pakai baja supaya nggak remuk saat ketemu 72 bidadari di surga
Lha nek Mentri Riset dan Pendidikan Tinggi saja pola pikirnya nggak clear dan asal judgment gitu...gimana hasil riset nya ya? trus gimana hasil "anak didik" bangsa ini?
Embuhlah...ben dadi PR nya pak Jokowi to yaaa
‪#‎AkuDahMumetMikirResesi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H