Serasa ingin menyumpahi atau ingin memblokir satu orang itu. Bukan karena dia berbuat tidak baik atau tidak sopan kepadaku. Tapi, tahukah kamu, bahwa gambar juga berbicara? Dan aku juga berbicara terhadap gambar, dan gambar juga berbicara kepadaku. Meskipun, cara kami bercakap-cakap tak setajam silet, tak semahir para pemerhati dan kritikus seni, tapi kami bisa berbicara dengan bahasa kami sendiri.
Orang itu selalu ingin meminta perhatianku dengan jempol atau share pos Tik Toktokku. Awal dulu aku melihat profilnya, tapi tak ada apa-apa. Bagiku, memang dia tidak ingin dilihat. Lalu, mengapa aku harus melihatnya? Tapi, yang bikin aku ilfil adalah gambar profile picture-nya yang menunjukkan jari telunjuk tengah seperti para Yahudi Isri'ili melakukannya pada Palestin.Â
Baru saja aku upload di Tik Toktokku, dia sudah like dan share. Bukannya aku senang, aku malah kecewa, mengapa orang seperti itu yang menjadi pelangganku. Tapi, mungkin apa yang tidak aku sukai, itulah yang terbaik untukku, dan sebaliknya, apa yang aku sukai, mungkin itu tidak baik untukku. Semoga aku bisa menjaga hati. Meskipun pemberitahuan dikirim ke inbox, tapi aku tidak perlu mengulik siapa dia. Sudah cukup bagiku gambar itu. Aku tidak ingin tahu lebih banyak lagi. Dan aku tidak ingin perduli, bahwa seorang pengecut mencoba untuk menjatuhkan mentalku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H