Angin kencang dan puting beliung memporakporandakan ribuan rumah warga. Hingga kemarin, ada 3.878 rumah yang rusak di Sulawesi Selatan karena fenomena tersebut.
Cuaca ekstrem di Sulsel diprediksi semakin meningkat.
Masyarakat diminta selalu waspada. Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel kemarin, total ada 3.878 rumah yang terdampak angin kencang, 336 unit diantaranya rusak berat, 470 lainnya rusak sedang, sementara kondisi rusak ringan tercatat 2.101.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Sulsel, Andi Wahid mengatakan total kerusakan rumah yang terdampak angin kencang itu tercatat berasal dari 17 kabupaten/kota di Sulsel. Jumlah ini dinilai masih akan bertambah, karena daerah lainnya masih sementara update pendataan.
Dari 17 kabupaten/kota yang tercatat, tiga daerah terparah yakni Sidrap, Bone, dan Pinrang. Sementara Kabupaten Sidrap paling banyak. Penyebabnya angin puting beliung. Ada sekitar 1.850 rusak.
Selanjutnya di Pinrang. Ada 888 rumah rusak karena angin kencang. Kemudian Bone total 23 rumah mengalami kerusakan.
"Jadi yang paling banyak rusak ringan, seperti atapnya lepas, terbang. Karena kebanyakan juga rumah kayu. Kalau rusak berat yang membuat rumah itu tidak bisa ditempati lagi. Di Sidrap paling banyak," ujar Wahid.
Kejadian diakui tidak menimbulkan korban jiwa. Warga yang rumahnya rusak dikatakan Wahid, juga kebanyakan mengungsi di rumah kerabat. Posko untuk evakuasi juga belum didirikan karena kebanyakan warga dikatakan mengungsi sendiri ke tempat aman.
"Kebanyakan rusak berat berpindah ke rumah kerabat. Kalau kerusakan ringan sedang masih diperbaiki oleh pihak setempat. Jadi kita belum ada posko evakuasi untuk pengungsi karena kebanyakan bergeser semua ke rumah kerabat," tambahnya.
Dia melanjutkan, BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota tengah berupaya memberikan bantuan bagi warga yang terkena dampak angin kencang. Bantuan logistik pun secara bertahap disalurkan ke daerah yang membutuhkan.
"Kita tadi pagi sudah memberikan penyaluran logistik di kabupaten Sidrap. Penyaluran logistik ada yang beberapa daerah yang sudah dan yang belum itu karena pemerintah setempat dinilai masih sanggup. Jika dinilai masih butuh, baru provinsi membantu. Seperti di Sidrap cukup parah," urai Wahid.
Diapun meminta agar masyarakat tetap waspada dengan kondisi ini. Pasalnya cuaca ekstrim tengah melanda Sulsel.
Apalagi kata Wahid, menurut Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG), angin monsun asia memasuki Sulsel hari ini hingga dua hari kedepan.