Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 176 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Buana Meronta

31 Januari 2025   06:14 Diperbarui: 31 Januari 2025   06:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika Buana Meronta
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Puting membadai di sore hari
Seram suara bayu beraksi
Pucuk bambu meliuk-liuk saling tabrak diri
Guguran daun berserak seakan tak peduli

Pohon besar menjadi gusar
Kalah bertumbangan tercerabutlah akar
Roboh menimpa apa saja di sekitar
Sambil si pawana terus berpusar

Bahkan ada terdengar kabar
Dari media sosial viral beredar
Membuat raga kian gemetar
Berita duka bak guntur menggelegar

Insan harus kian waspada, berhati-hati
Malaikat maut entah di mana bersembunyi
Selalu berdoa ke mana pun pergi
Kiranya selamat dari maut mengintai

Cuaca ekstrem sungguh sangat bahaya
Air, angin, api pun bisa bawa bencana
Petaka pun hadir tanpa diduga
Waswas  berpasrah pada si empunya surga

Malang, 31 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun