Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kehadiran Konsonan H di Awal atau Akhir Kata

17 Desember 2024   12:05 Diperbarui: 17 Desember 2024   18:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kehadiran Konsonan di Awal atau Akhir Kata
Dra. Ninik Sirtufi Rahayu, M.Pd

Saat menuliskan kata, sering menjadi galau: Ada H di awal atau tidak, ya? Nah, sebagai pengingat, baiklah kita cek di sini saja:

1.Hadang (nonbaku) adang (baku)
2.Hajar (baku)   ajar (baku) (ada kata 'dihajar' dan ada pula 'diajar', keduanya beda makna)
3.Handal (nonbaku) andal (baku)
4.Hantar (baku) antar (baku) (ada kata 'hantar" dan ada pula kata 'antar", keduanya beda makna)
5.Hembus (nonbaku)   embus (baku)
6.Hempas (nonbaku)   empas (baku)
7.Hentak (nonbaku) entak (baku)
8.Himbau (nonbaku)   imbau (baku)
9.Himpit (nonbaku) impit (baku)
10.Hingar (nonbaku) ingar (baku)
11.Hisap (nonbaku) isap (baku)
12.Hutang (nonbaku)  utang (baku)

Tentu saja, seharusnya kita memilih kata baku, kecuali pada dialog yang membenarkan adanya dialek.


Demikian pula, betapa bingung untuk menentukan apakah suatu kata berakhir dengan konsonan h atau tidak. Mari, kita cek bersama-sama sebab ada perbedaan makna jika berakhir dengan konsonan h.

Perbedaan antara ada atau tidak konsonan H pada akhir kata 


1.Aba  - abah
2.Ala - alah
3.Basa - basah
4.Bawa -  bawah
5.Beda  - bedah
6.Bela   - belah
7.Biji  - bijih
8.Bila   - bilah
9.Bola - bolah (benang)
10.Bui  - buih
11.Buru  - buruh
12.Bulu   - buluh
13.Caca  - cacah
14.Cela - celah
15.Dara - darah
16.Desa  - desah
17.Gaji  - gajih (lemak)
18.Gaga  - gagah
19.Gala  - galah
20.Gali  - galih (tengah kayu)
21.Gema  - gemah
22.Guru  - guruh
23.Gigi  - gigih
24.Kala  - kalah
25.Kelu  - keluh
26.Kera  - kerah
27.Kuku  - kukuh
28.Koko  - kokoh
29.Langka - langkah
30.Lela  - lelah
31.Mala - malah
32.Mara  - marah
33.Mega  - megah
34.Mereka - merekah
35.Muda  - mudah
36.Para  - parah
37.Paru  - paruh
38.Paya  - payah
39.Peri  - perih
40.Pipi  - pipih
41.Pola  - polah (ulah)
42.Puli (krupuk nasi) - pulih
43.Rema  - remah
44.Renda  - rendah
45.Reka  - rekah (menjadi banyak, berkembang)
46.Sedu  - seduh
47.Siri  - sirih
48.Soto  - sotoh
49.Suru  - suruh
50.Tela  - telah
51.Toko  - tokoh
52.Tua  - tuah

Contoh-contoh

1 Kudengar aba-aba dari komandan upacara.
2.Sejak Abah wafat, kami seolah kehilangan pelita.
3.Ada beberapa biji sawo yang diperoleh adik untuk permainan itu.
4.Mereka sedang meneliti apakah yang ditemukan itu bijih besi.
5.Kami mencoba memasak ala chef restoran terkenal.
6.Kita mengenal pepatah alah bisa karena biasa, bukan?
7.Meskipun kedua adik kami kembar, mereka tampak beda di mata kami.
8.Ayahnya tahun ini mengambisl spesialis bedah di rumah sakit terkenal.
9.Tuhan menghendaki agar kita hidup tidak bercela. "Siapa maua disebut hidupnya cela?"
10."Jangan bawa kado itu, nanti rusak!" teriak ibunya.
11."Aku membawa barang yang ada di bawah!" sahutnya nyaring.
12.Beberapa ekor burung sedang beterbangan di celah dahan dan daun.
13.Pesta gala yang dilaksanakan itu mengundang decak kagum para undangan.
14."Ambilkan galah, Dik. Kakak akan mengambil buah mangga itu!" Kakak berteriak sambil melihat-lihat ke atas pohon memastikan beberapa buah ranum yang hendak dijoloknya.
15.Jangan menyepelekan tukang gali kubur, mereka sangat membantu saat kita membutuhkannya.
16.Zaman dulu galih pisang bisa diolah menjadi bahan pangan. (galih = bonggol atau bagian tengah batang)
17.Beberapa orang guru sedang kehujanan di jalan. Salah satu di antaranya takut petir sehingga mendengar guruh pun menyembunyikan diri di balik punggung temannya.
18.Ikan tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas, tetapi insang.
19.Paruh burung yang panjang itu menandakan bahwa makanannya ikan atau hewan air.
20.Generasi muda harus memiliki semangat baja, tidak mudah menyerah!
21.Tidak berapa lama kami sudah sampai di desa itu. Tetiba kami mendengar desah seseorang yang sedang termenung di teras sebuah rumah bambu.
22."Kala itu kami belum mampu menjadi pemenang. Kami kalah telak!" tulisnya di gawai jadul itu.
23.Semenjak dia ikut pasukan buru sergap, ayahnya yang buruh tani ditinggalkannya seorang diri.
24.Orang itu sedang menggergaji, tetapi atasannya mengatakan, "Belah dulu kayu ini, Pak!"
25."Tak perlu kau bela orang yang bersalah, Nak!" pesan sang kakek kepada cucunya.
26.Dia menunjuk sepasang burung dara yang bertengger di atap rumah. Akan tetapi, adik bungsunya menangis karena jemari tangan yang mengeluarkan darah.
27.Maka, si anak dara, gadis yang manis itu segera menolongnya.
28."Siapa yang kita bela? Tentulah kita wajib membela bangsa Indonesia!" teriaknya berapi-api.
29.Pesta meriah yang disebut-sebut pada malam gala anugerah itu dihadiri para artis papan atas tanah air.
30.Kakek menjolok buah manggadengan menggunakan galah panjang.
31.Para tamu sudah berdatangan, tetapi kedua mempelai belum muncul di pelaminan.
32.Konon kabarnya orang tua pengantin wanita sedang sakit parah di salah satu rumah sakit.
33.Dia tidak sanggup mengatakan alasannya. Lidahnya kelu. Hanya keluh yang terucap di dalam hatinya.
34.Adiknya menangis tersedu-sedu mendengar kabar duka itu. Sedu sedannya meluruhkan hatiku.
35.Dauh pucuk merah dapat dijadikan minuman atau teh. Caranya gampang sekali, tinggal masukkan beberapa lembar daun dan seduh dengan air panas. Biarkan agak dingin dan minumlah ketika hangat.
36.Mereka sudah nikah siri sejak diketahui si wanita berbadan dua.
37.Neneknya masih suka makan sirih sehingga giginya kuat.
38.Jika tidak membawa sendok, nenek membuat suru dari daun pisang dilipat agar bisa menyendok buburnya.
39."Tolong ambilkan pisang, Dik!" suruh ibunya dengan lantang.
40.Sang suami suka sekali makan dengan kuah soto. Namun, putra sulung gantengnya gemar sekali bersembunyi di sotoh (atap) rumah. Entahlah, dua lelaki yang disayangi ini beda hobi.
41.Rema nenek sudah beruban, tetapi masih gemar menebar remah-remah roti untuk memberi makan burung liar.
42."Kepada orang yang lebih tua, kita harus menaruh hormat!" pesan Ayah saat kami hendak pergi.
43."Keris itu mengandung tuah, jangan sembarangan memegang!" hardiknya.

Pasti masih bisa dibuat sendiri untuk contoh yang belum disediakan di sini.
Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun