Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 170 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita di Bibir Telaga

14 Desember 2024   11:23 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, ... tapi maunya kan kita cuma senang-senang saja! Enggak kaya gini juga!"

"Kan aku sudah bilang kalau ...."

"Sudahlah! Gugurkan saja, habis perkara!"

"Apa? Bukankah ini darah dagingmu? Ia hadir di rahimku atas kemauan kita, bukan kemauan dia. Dia tidak bersalah, tidak berdosa. Kitalah yang harus bertanggung jawab, bukan malah membunuhnya!"

"Terserah! Aku enggak mau tahu! Itu urusanmu!" Reihan keluar sambil membanting pintu kamar mereka.

***

Sejak hari itu, Reihan benar-benar tidak pernah kembali ke apartemen mereka, apalagi ke dalam hatinya. Reihan benar-benar raib entah ke mana! Tak seorang pun tahu di mana Reihan berada. Hingga Lupita bagai orang gila semata. Dicarinya kekasih ke mana-mana, tetapi tak juga dapat dijumpainya.

Maka, dengan membawa aib, Lupita kembali ke rumah orang tua setelah menjual apartemen di pusat kota. Tempat tinggal itu telah dicicilnya dengan gaji pendapatannya sebagai seorang karyawati bank ternama di ibu kota.

Sebelum ketahuan perut membuncit, Lupita segera mengajukan resign dari kantor yang sudah mempekerjakannya hampir empat tahun belakangan.  Meskipun banyak sahabat, bahkan atasan  menghalangi niatnya mengingat karier cemerlang yang telah diraihnya, Lupita tidak bisa menahan asa. Mau tak mau ia harus segera keluar dari kantor dan pergi sejauh-jauhnya. Paling tidak untuk sementara pulang ke rumah orang tua.

Sesampai di rumah orang tua, bukannya diterima, Lupita seolah disingkirkannya. Bukannya diterima dengan tangan terbuka sebagai gadis yang telah ternoda. Ia malah diminta mengungsi sejauh-jauhnya, disarankan ke rumah kakek nenek di desa. Katanya karena telah mencemarkan nama besar keluarga, mempermalukan saja. Jadi, layak kalau dibuang adanya.

Lupita tahu diri juga. Ia merengek dan merajuk kepada Allahnya agar diberi kekuatan baja.  Dosa dan kesalahan biar dipikulnya tanpa melibatkan janin di rahimnya. Itu permohonannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun