Usai Sayap Terlepas
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
"Angiii ... kau mau ke mana?" tanya Angel  menguber selepas mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas bersama beberapa puluh detik lalu.
"Aduuhh ... perut aku sakit banget!" keluhnya sambil memegangi perut.
"Sudah sarapan? Atau saatnya jam ke belakang?" berondong Angel penasaran.
"Iya, aku lupa, Angel! Tadi pagi enggak sempat sarapan! Ini melilit banget!"
"Oh, yuk ... kutraktir ke kantin Pak Japan, don't worry! Aku baru gajian kemarin!" ajak teman baiknya itu.
"Serius?" tanya Angi dengan tatap nanar, "Kamu gajian? Memang kerja apa? Aku juga mau, Angel! Ajak aku kalau ada kerjaan!"
Angelita langsung menyeret teman baiknya itu menuju kantin. Dimintanya Angi memesan sendiri sesuka hati karena tahu bahwa si teman memang sedang tampak kesulitan dalam hal keuangan. Sebagai putri satu-satunya dari Indonesia Timur, Angelita memperoleh kiriman dana bulanan. Namun, ia sendiri juga belajar hidup mandiri dengan bekerja di sebuah restoran sebagai pramusaji.
Gadis manis berkulit cokelat dengan rambut keriting kriwul tipikal ras campuran negroid itu memang ringan tangan. Lumayan sering ia membantu Angi, ketika dalam kondisi darurat macam saat ini. Benar-benar menjadi bidadari tanpa sayap bagi Angi, sebagaimana nama yang tersemat dalam dirinya, Angelita Sir, si malaikat hitam manis.
Saat pesanan sampai, kedua gadis itu terlibat pembicaraan serius. Sambil agak berbisik-bisik karena takut didengar atau bahkan disadap tetangga.