Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terbantai Badai, Gugur Sehelai

18 November 2024   23:14 Diperbarui: 19 November 2024   04:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oke!" jawabnya agak sewot.

Sebagai ibu angkat, mendapatkan respons seperti itu, aku merasa ada hal yang aneh. Sepertinya mereka telah melampaui batas wajar. Atau ... mungkin itu perasaanku saja. Naluri keibuan yang sedemikian peka sehingga merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Sejak kuberi nasihat seperti itu, sikapnya sangat berubah. Sangat cuek. Tampaknya sangat marah dengan penilaianku terhadap pacarnya.

Hingga sekali lagi kutegaskan, "Kalau kamu masih menganggapku sebagai mamamu, silakan pikirkan baik-baik pesan Mama. Namun, kalau kau sudah tidak bisa diberitahu, baiklah ... jangan pernah lagi panggil aku Mama! Silakan semau kamu. Kamu bebas, kok!"

Sejak saat itu, ia tidak mau bertegur sapa lagi denganku. Aku diam dan mendiamkannya. Tidak peduli lagi dengan apa pun yang dilakukannya. Apalagi, ibunya ikut-ikutan. Ia menyatakan bahwa sejak hari itu pamit dan tidak mau lagi bekerja denganku.

Ya, sudahlah. Aku terima pengajuannya untuk mengundurkan diri dari tugas sebagai asisten rumah tangga. Kedua jagoanku yang masih duduk di sekolah dasar kuberi tahu baik-baik agar siap membantuku karena tidak lagi menggunakan jasa asisten rumah tangga.

Akhirnya, aku dan suami pontang-panting melaksanakan tugas kerumahtanggaan, sambil tetap berkarier di dalam dunia pendidikan. Kutata tugas kedua balitaku sehingga tidak merepotkan. Beruntung mereka anak-anak baik yang bisa diajak bekerja sama. Tidak rewel dan tidak merepotkan.

***

Sejak operasi hamil di luar kandungan, kedua sejoli makin tampak sering berduaan. Si pemuda datang dan pergi dengan leluasa berada di rumah mungil mereka. Bahkan, dibeli-belikanlah perabotan, seperti televisi, seperangkat sofa, dan almari. Masih zaman awal-awal telepon genggam, rupanya si gadis pun dihadiahi benda bergengsi itu sehingga tampilan mereka kian modis dan bak orang kaya baru. Makin nyaman juga, kan?

Karena tidak mau bertegur sapa denganku, aku pun tidak pernah mengusik kehidupan  mereka. Sekalipun beberapa tetangga menanyakan kepada kami status kedua sejoli itu, kami hanya angkat pundak, tak hendak berkomentar apa pun.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun