Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Urip Hurub Hambangun Praja

18 November 2024   11:46 Diperbarui: 18 November 2024   11:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Urip Hurub Hambangun Praja
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Pernah mendengar frasa pada judul itu? Ya,  mirip  motto Kabupaten Blitar. Mirip? Iya, Kabupaten Blitar menyatakan Hurub Hambangun Praja, tetapi judul itu lebih satu kata, kan?

***
 
Sayup-sayup gawaiku melantunkan refrein melodi lagu "Bunda" yang dinyanyikan Melly Guslaw. Penanda ada panggilan masuk. Namun, tentu saja aku tidak bisa menerima panggilan itu. Gawai  berada di luar, sementara aku sedang berada di dalam kamar mandi.

Kata mereka diriku selalu dimanja ...
Kata mereka diriku selalu ditimang ...

Hmm ... benarkah apa yang kulalui di masa kecil seperti lirik refrein lagu itu?

***

Pada masa sekolah ... ketika ada siswa yang dijemput oleh salah seorang atau kedua orang tuanya, air mataku pasti menetes tanpa dikomando. Demikian pula jika selepas musim hari libur teman-teman menceritakan keseruan mereka berlibur bersama keluarga. Bahkan, hingga usia mahasiswa, saat teman menceritakan momen bahagia bersama keluarganya, aku selalu menghindar!

Ya, mau tak mau aku harus menyingkir, menjauh sejauh-jauhnya. Bukan tanpa alasan aku melakukannya! Sebab ... hatiku terasa teriris sembilu!

Pasti kau ingin bertanya-tanya, bukan? Mengapa demikian? Sehebat itukah sakit yang kaurasakan?

Ya, aku adalah produk anak broken home, semoga tidak pernah broken heart juga! Bagaimana tidak? Hingga usia remaja, statusku selalu disembunyikan, ditutup rapat-rapat oleh kedua orang tua angkatku.

Pasangan paruh baya yang belakangan kuketahui adalah kakek dari pihak ibuku yang menikahi janda tanpa anak. Akulah yang dimanfaatkan, konon katanya sebagai perekat agar hubungan keduanya tetap langgeng!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun