Salah Kamar
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Tempat vital yang paling kucari di luar rumah adalah toilet. Sejujurnya aku agak trauma dengan tempat itu. Setidaknya dua kali aku pernah terkunci di dalamnya.  Pertama  di kantor suami. Tanpa pemberitahuan padaku bahwa toilet yang berada jauh di bagian belakang itu berpengunci macet. Apalagi bersebelahan dengan bengkel mobil  bersuara riuh. Kedua di rumah sendiri dalam kondisi sendirian. Dua jam terkurung, beruntung tidak pingsan!
Ketika perjalanan luar kota membutuhkan layanan jasa tempat penting itu, dulu selalu membuatku prihatin. Kondisi jorok, kumuh, tak terawat, lengkap dengan polusi bau tak sedap selalu saja kutemukan. Bersyukur banget dua dekade belakangan hal tersebut tak lagi kutemukan.  Sejak  gebrakan Pak  Jonan, Dirut PT KAI, tempat vital itu menjadi prioritas perubahan. Bahkan,  di setiap SPBU kini disediakan toilet umum dengan kondisi prima: rapi, bersih, wangi, gratis pula. Namun, tidak semua anggota masyarakat mampu menggunakan fasilitas umum memadai tersebut secara baik. Ada pula toilet duduk yang masih dimanfaatkan sebagai toilet jongkok. Walau sudah tertera  pemberitahuan dan gambar agar digunakan semestinya, rupanya masih ada anggota masyarakat  kurang cerdas.
Ada pengalaman yang tak kulupakan. Saat di sebuah bandara, terpaksa kuperlukan  tempat itu. Melewati toilet khusus disabilitas,  tak terkunci, berongga lebar. Tampak  seorang ibu salah masuk. Tak sengaja kumelihat sesuatu. Beliau tak sadar orang di luar dengan jelas bisa melihat miliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H