Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction: Meski Mini Sarat Aksi

7 September 2024   16:14 Diperbarui: 7 September 2024   16:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu...! Mas Haris ... tunggu!" teriak sang mama.  

Hampir terjatuh si pasien mendengar namanya disebut. Pintu lift yang bergeser akan menutup itu kembali membuka.

(Jumlah  300 kata)

Contoh kedua

Tukang Becak
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Malam itu hati Andin sangat sedih. Pasien yang ditunggu semakin menurun kondisinya. Maka ia bertekad untuk pulang pagi itu hendak mengikuti ibadah di gerejanya. Biasanya ibadah pagi dilakukan pukul 05.00 dipimpin langsung oleh Ibu Pendeta.
Seperti biasa, ia tak dapat memicingkan mata barang sedetik pun. Diperhatikan agar selang infus jangan sampai kehabisan. Demikian juga dengan tabung oksigen yang masih terpasang melintang di atas bibir pasien.

Jarum arloji menunjuk angka 03.50.  Bergegas keluar dari kamar rawat inap rumah sakit, disambarnya tas tangan dan dikalungkan keplek id card-nya. Penjaga pasien kamar sebelah mendongakkan kepala tatkala wanita mungil itu berusaha melewati tanpa suara. Dengan bahasa isyarat, diberitakan bahwa hendak keluar.  

Dengan terburu-buru wanita bercelana jeans itu melapor kepada security di pintu gerbang, meminta izin keluar area rumah sakit.
   

 "Masih terlalu pagi, Mbak. Kenapa nggak nunggu satu jam lagi?" tanya salah seorang security sambil membetulkan letak buku laporan.

    "Nggak, Pak. Acaranya pukul 05.00, jadi harus bersiap-siap dulu. Nanti selesai segera balik, kok!" alasannya.

    Tanpa menoleh lagi, dikejarnya waktu dengan langkah pasti. Dilewatinya  area kamar jenazah yang terletak di pojok barat. Wangi puluhan melati yang mekar bersamaan di sekitar pagar pembatas antara taman dan ruang pangrukti layon memberi sensasi tersendiri. Semakin  cepat dijauhinya area rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun