Pengalaman Berharga
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Kata orang bijak, 'the experience is the best teacher' maka, ingin saya sampaikan pengalaman yang membuat saya makin bijak. Ya, berguru pada pengalamanlah, saya memperoleh pengetahuan berharga.Â
Pada zaman serbacanggih seperti sekarang, segala sesuatu sangat dimudahkan. Misalnya saja dalam hal perbelanjaan. Tinggal melihat isi dompet dan kekuatan finansial saja. Mau belanja apa pun, dengan mudah bisa didapatkan sekalipun hanya stay di rumah. Hal itu karena layanan belanja online bejibun lewat media sosial. Begitu mudahnya, tinggal pilih, klik sana sini, tunggu beberapa hari akan sampai deh kiriman di rumah kita. Tanpa ribet. Bahkan pembayaran pun sangat bisa via COD (cash on delivery) alias bayar di tempat.
Akan tetapi, beberapa kali belanja secara online via iklan lewat media sosial, saya mengalami kekecewaan. Bahkan rasa kecewa itu menimbulkan trauma. Ceritanya begini.
Tahun lalu mesin cuci saya agak rewel. Kebetulan ada penawaran alat yang katanya bisa membantu untuk mencuci baju dalam, termasuk mencuci piring dan peralatan dapur  lain. Harganya sangat murah, hanya dua ratus ribuan saja. Nah, merasa membutuhkan, saya pun mencoba membelinya. Namun, ketika barang sampai, jangankan untuk mencuci piring, alat itu hanya menggoyang air saja. Mana bisa digunakan untuk mencuci!? Hanya sesuai untuk mainan di akuarium saja. Sama sekali jauh dari contoh yang diiklankan. Haduh ... saya benar-benar merasa tertipu.
Ketika iklan yang sama muncul, ternyata bukan hanya saya yang merasa tertipu, melainkan banyak komentar yang menghujat pengiklan. Para pembeli yang kecewa memprovokasi agar calon pembeli lain membatalkan niat karena iklan tersebut tidak sesuai ekspektasi. Bohong dan penipuan.
Dari sini harusnya saya sudah tidak tergiur oleh iklan di media sosial, kan? Namun, suatu saat saya masih menginginkan sesuatu. Kala itu saya memperoleh iklan penawaran kaos dalam wanita. Iklan yang ditayangkan tersebut bagus sekali. Tampak bahwa jenis kain jatuh, adem, lembut, dan melar. Warna dan ukuran pun bermacam-macam.
Oleh karena sedang membutuhkan kaos dalam yang seperti itu, saya tergiur dengan membeli sekaligus enam piece dengan harga sekitar tiga ratus ribuan. Namun, sayang sekali. Ketika barang datang, sama sekali tidak sesuai dengan iklan yang ditayangkan. Jauh panggang dari api! Ukuran XXL yang saya minta ternyata sangat kecil, seperti S yang disablon XXL saja sehingga semua pesanan tentu saja tidak muat. Kain pun tidak melar sama sekali dengan warna pudar dan pucat jauh dari iklan yang ditawarkan.
Kecewa? Sangat! Jika dipikir-pikir dengan harga semahal itu, membeli secara offline seperti biasa di toko langganan pasti akan memperoleh barang lebih bagus. Namun, apa lacur! Semuanya sudah terlanjur. Nasi telah menjadi bubur! Agar bisa dimanfaatkan, barang tersebut saya kemas sebagai pengganti pembalut kewanitaan saja. Pengobat kecewa saja, sih! Â
Walaupun sudah berjanji di dalam hati tidak akan tergiur iklan lagi, eh ... ternyata mata wanita saya masih terpengaruh juga. Kali ini saya tertarik oleh penawaran bantal mobil yang bisa dibuka tutup dan diubah menjadi selimut. Iklan yang digunakan memang seperti itu. Akan tetapi, lagi-lagi setelah barang datang, kecewa menerjang. Yang saya peroleh bukannya bantal dengan ritsleting bisa dibuka menjadi selimut, melainkan tiga lembar selimut kaos yang sangat tipis! Sama sekali bukan bantal beritsleting, bukan! Menyebalkan sekali, bukan?
Sejak saat itu, saya sudah berjanji di dalam hati tidak akan membeli barang-barang secara online lagi. Tidak! Daripada kecewa untuk yang keempat kali, mending saya mengabaikan saja iklan yang lewat di beranda media sosial saya.