Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja Berselendang Bianglala

22 Agustus 2024   00:49 Diperbarui: 22 Agustus 2024   01:37 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja Berselendang Bianglala
Oleh Ninik Sirtufi Rahayu

Menjelang senja hari itu
rintik berisik masih basahi bumi
Satu satu bak permata jatuh dari surga  
terpantul surya sore senyum jelita

Tanpa suara kutatap lazuardi sandyakala
Sepotong selendang bidadari membias indah paripurna
melukisi langit tenggara tampak dari bentala
bianglala pesona  setengah lingkar sempurna
seiring dersik bayu sepoi menerpa 

anak rambut terurai jua
menggema pula genta gereja tua
menjerit memanggil nurani berserah diri

senja, saat itu kautahu di mana hati ini berada
kini tak lagi ceria  menjelma
tanpa berita kauambil paksa sang mahadaya cinta
terbang melesat ke lazuardi biru
tempat yang sungguh aku tak tahu-menahu

senja pada empat warsa sudah muspra
tak lagi kudengar bariton sapa merdunya
semenjak berita duka bersimaharajalela
kini hanya rindu menggebu membuncah di dada
bersama gelombang pasang yang datang tiba-tiba

Malang, 22-11-22

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun