Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Silent of Love (Part 14)

17 Agustus 2024   19:44 Diperbarui: 17 Agustus 2024   19:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Antara Adik dan Kakak

Sore itu setelah menyiapkan makan malam, Meylina melapor pada bundanya hendak belajar dengan meminta bantuan anak indekos. Beberapa hari lalu Kak Klana pernah mengajaknya bertanya kepada Kak Bagus, dia bertanya kepada sang bunda apakah diizinkan untuk bertanya lagi.

"Coba tanyakan dulu apakah Kak Bagus sibuk atau tidak. Kalau sibuk, carilah yang lain, yang tidak sibuk, ya, Nak!"

"Siap Bunda."

Ketika makan malam bersama kedua kakaknya, Lina mencoba bertanya apakah mereka bisa membantunya untuk membuat contoh puisi lama. Namun, kedua kakaknya itu tidak bersedia membantu.

"Aku juga sibuk mengerjakan PR, Dik. Apalagi aku enggak begitu suka dengan pelajaran itu, enggak yakin bisa membantumu! Maaf, ya!" jawab Lani mengelak.

"Kalau Kak Klana, bagaimana? Bisa bantu Lina, enggak?"

"Hmmm ... jangan ke Kakak, ya Dik. Nanti yang ada malah salah!" protesnya mengelak.

"Ya, sudah. Coba ke paviliun sana. Tanyakan siapa yang bisa membantumu, Nak!" usul sang bunda.

"Waduuhhh, ... jangan-jangan Lina diajari Kak Bagus!" batin Lani ingin menghentikan langkah adiknya itu.

"Kayaknya Kak Bagus enggak ada, deh, Dik! Soalnya tadi siang bilang ada acara!" ujar Lani yang berusaha agar si adik tidak mendekati lelaki idaman hatinya itu.

"Loh, kok aku enggak rela kalau Kak Bagus dekat dengan adikku, ya? Kenapa aku ketakutan begini?" rintih hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun