"Nah, ini dia Kakak dapat! Lihat nih ....
        Jeruk purut di tepi rawa
        Buah yang mungil belum masak
        Sakit perut karena tertawa
        Melihat balita sibuk berbedak
Bagaimana? Adik paham, kan? Coba nanti Adik buat sendiri, ya!"
"Kalau isinya begini ....
       Adik tertawa sambil menangis
       Melihat kambing berkacamata
Boleh enggak sampirannya itu begini ...
      Pergi ke kota membeli manggis
      Seikat belimbing dan semangka ...."
"Wah, boleh banget! Adik sudah bisa sekarang!"
"Jadi, hasil pantunnya begini, ya Kak ....
       Pergi ke kota membeli manggis
       Seikat belimbing dan semangka
       Adik tertawa sambil menangis
       Melihat kambing berkacamata ...."
"Iya, betul, Dik! Adik ini pandai sebenarnya. Diajari sedikit saja cepat bisa. Jadi, tinggal tingkatkan kerajinanmu saja, Dik!"
"Hmm, terima kasih banyak, Kak! Contoh yang dibuat Kakak boleh Lina pakai enggak?"
"Boleh, dong, Dik!"
"Nah, sudah, Kak. Lina sudah bisa. Terima kasih atas waktunya yang Kakak luangkan buat Lina. Semoga Tuhan yang membalas!" ucap Lina sambil beranjak hendak turun ke rumah induk.
Ternyata sang bunda menyusul dengan membawakan pisang molen buat Kak Bagus sebagai ucapan terima kasih telah berjerih lelah membantu Meylina mengerjakan pekerjaan rumahnya.
"Loh, sudah selesaikah?" tanya sang bunda.
"Sudah, Bun. Si adik ini pintar, loh Bun. Diajari sedikit saja cepet paham. Jadi, tinggal meningkatkan semangat dan kerajinannya saja menurut Bagus!"