"Iya ... alhamdulilah, saya diberi talenta melukis aliran natural begitu. Adik suka?" selidiknya.
Lani mengangguk-angguk. Â
"Yang lukisan putri Bali sedang menari itu, cakep banget!" serunya.
"Iya, itu benar-benar luar biasa. Kayak hidup. Menceritakan alam Bali banget! Mata penari itu sorotnya cakep banget!" ungkap Kak Bagus juga.
"Kak Bagus bisa melukis?" tanya Lani.
"Pingin, sih, Dik ... tetapi Kakak tidak punya banyak waktu luang. Tuntutan untuk masuk FK itu sangat berat. Waktu Kakak habis untuk belajar dan belajar. Hanya kalau suntuk, Kakak datang kemari untuk sekadar refreshing saja. Rumah Mas Sukri ini cocok banget buat menyepi seperti itu, hehehe ...!" dalihnya.
"Oh, ... ketahuan sekarang, ya! Jadi, kalau Dik Bagus ke sini itu ... sedang kesepian, ya!" gurau Mas Sukri.
"Hehehe ....!"
"Kalau Adik ingin berlatih melukis, boleh juga loh! Atau sekadar melihat adik-adik yang berlatih melukis juga boleh. Siapa tahu bakal kepingin menuangkan imajinasi ke atas kanvas juga!"
"Gitu, ya Mas! Eh, boleh Lani memanggil begitukah?"
"Heheheh ... tentu boleh-boleh saja, Dik! Asal jangan panggil aku Kakek saja!" jawab sang pelukis terkekeh.