"Waow! Lama tidak bertemu, kadingaren, Dik?"
"Hehe ... iya, Mas. Maafkan saya kalau tidak sempat sowan!" jawabnya sambil menyalami dengan menunduk sangat santun.
"Ini ... eh, teman, atau pacar? Hmmm ... cantik sekali!" pujinya sambil menatap netra Melani dan tersenyum cerah.
"Eh, hehe ... ini putri ibu indekos saya, Mas. Namanya Melani. Sengaja saya ajak ke sini, barangkali ia berminat untuk belajar melukis!" ujarnya sambil melirik Melani yang sedang mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Oooh, gitu. Baiklah ... dilihat-lihat saja dulu, Dik! Siapa tahu hati terpikat!" seloroh Mas Sukri, pelukis yang mendedikasikan diri sebagai guru lukis bagi anak-anak dan remaja itu.
"Kabar anak-anak yang ikut les, gimana Mas? Masih banyak jugakah?"
"Ya, lumayanlah. Hari ini mereka masuk sore sekitar pukul 16.00 sampai pukul 17.30. sih!"
"Oh, Adik apa suka menggambar?" tanya Mas Sukri pada Melani.
Lani menggeleng perlahan sambil tersenyum tipis.
"Walau tidak suka menggambar, boleh juga loh mencoba melukis. Aliran abstrak pun tidak masalah, kok!" tutur Mas Sukri.
"Itu lukisannya bagus-bagus!" puji Lani sambil menunjuk dinding yang penuh lukisan.