Antara Kata dan Luka
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
seonggok noktah berbicara pada luka
jangan kau abai cuka mendera
barangkali justru cuka pengobat luka
luka 'kan kering karenanya
sebongkah luka menjerit pada kulit
bagaimana kau 'kan abaikan beta?
kurangkah nyerinya terasa di dada?
mengapa malah kausuruh diamkan luka
bagaimana kalau merajalela?
sebutir pasir terlilit di sepotong hati
akankah kau perlakukanku penaka kerang melilit
hingga jadi mutiara?
Maybe rintihnya
masihkah kautanya dan haruskah kupakai logika?
sudahlah diamkan saja
jangan berbelit
selaksa kata tanpa makna berjejer di gerbong kereta
menjerit decit bersama geseran roda
pada rel paralel
tidakkah keheningan menjadi idaman?
sepotong luka menggores di dada
sebilah pisau menancap di sana!
Malang medio November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H