Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anyelir (Part 20)

2 Juli 2024   08:21 Diperbarui: 2 Juli 2024   08:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Anyelir (Part 20)
Upaya Pemulihan dari Gangguan Jiwa

Sejak kepergian Jalu, seolah Anyelir tidak mampu menjalani hidupnya secara normal. Ia hanya melamun, membisu, dan menangis tanpa suara. Perut buncitnya dielus-elus, tetapi raganya dibiarkan begitu rupa. Artinya, ia tidak melakukan aktivitas membersihkan diri semisal mandi, gosok gigi, dan aktivitas vital lainnya.
Netranya menerawang jauh tanpa bisa diajak berkomunikasi.

Kedua orang tua baik dari pihak Anye sendiri maupun dari pihak Jalu telah dihubungi oleh pembantu rumah tangganya. Mereka mendiskusikan bagaimana upaya yang dilakukan agar Anye pulih kembali.

Konon, karena tekanan berat yang menimpa hidupnya, Anye ditengarai menderita gangguan jiwa dan gangguan emosi yang biasa disebut dengan depresi. Pemulihannya cukup memakan waktu dan harus dengan kesabaran, ketelatenan, dan usaha luar biasa. Baik dari pihak penderita maupun keluarga harus bersinergi sedemikian rupa.
Anye menderita depresi ditengarai dengan adanya gangguan ketidakstabilan mood, kondisi emosional tidak stabil berkepanjangan yang berpengaruh terhadap cara dan proses berpikir, berperasaan, berperilaku, sehingga kurang mampu menghadapi kenyataan. Kondisi mudah lelah, merasa tidak berdaya, kehilangan gairah hidup dan harapan yang dibarengi dengan kesedihan mendalam, kehilangan minat dan kegembiraan.  
Dalam kondisi berbadan dua, gangguan jiwa tersebut sangat membahayakan. Jika proses berpikirnya menuju ke arah negatif, dikhawatirkan bisa membahayakan janin yang sedang di dalam rahim.
Dalam rangka memberikan layanan penyembuhan, keluarga memasukkan Anye ke salah sebuah rumah sakit jiwa. Namun, seminggu berada di tempat tersebut tidak menunjukkan dampak yang cukup berarti. Maka, sesuai kesepakatan dua keluarga besar, yakni kedua orang tua Anye dan orang tua Jalu, kepada Anye akan diberikan terapi oleh seorang psikiater yang didatangkan ke rumah Jalu. Dengan keberadaan Anye di rumah sendiri, diharapkan kepulihan kesehatan segera diperoleh.
Adalah dr. Krishna Sp. KJ yang bersedia merawat dengan mendatangi setiap hari di rumah Anye.  Dokter yang masih muda ini sangat respek terhadap kisah hidup Anye yang diberitakan baik oleh sahabat-sahabat maupun kedua orang tua Anye. Cintanya kepada Jalu yang membuatnya terpuruk ke dalam jurang depresi sangat menyentuh banyak orang sehingga dermawan pun berkenan menyumbangkan sedikit dana juga perhatian kepadanya.
Diana yang pernah mencomblangi secara tidak langsung pun rela mengunjungi Anye  di rumah Jalu hanya untuk memastikan bahwa sahabatnya yang sedang mengandung putra pertama tersebut segera pulih kembali. Dosen dan senior Anye baik pada perguruan tinggi tempatnya menimba ilmu saat perkuliahan strata satu, maupun pada strata dua juga menunjukkan kasih dan rasa peduli dengan berbagai cara.
***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun