Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gelang Giok (Part 1)

28 Juni 2024   05:23 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Geng Genggong Group

Darto dan Darsih adalah kakak beradik kembar flaternal  beda jenis kelamin.  Mereka menghendaki merebut warisan dari mendiang kedua orang tua yang dijalankan oleh sang kakak sulung. Karena itu, mereka sengaja merekrut beberapa orang karyawan yang dianggapnya loyal. Salah satunya adalah Sadrach yang tampak lebih cekatan dan lebih baik dibanding yang lain. Dia diangkat sebagai tangan kanan yang mampu mengatasi segala kondisi.

Sadrach juga eksekutor dan ahli keuangan yang dipercaya oleh Pak Darman dan Bu Binar, pasangan kakak sulung alias sang majikan yang juga sering disebut juragan sepuh. Di sisi lain, Sadrach ini juga menjadi pengikut setia Darsih dan Darto. Jadi, dia mendua. Mimikri alias mbunglon -- berlaku seperti 'bunglon'-- yang bisa berubah warna kulit demi penyamaran diri. Walaupun dipercaya menjadi pembantu umum Darto dan Darsih, hatinya sangat iba dan mengasihi juragan sepuh-nya.

Kembali sedikit tentang si Sadrach. Di sisi lain, Sadrach juga anggota G3: Geng Genggong Grup yang diminta mengeksekusi dan menghabisi keluarga Pak Darman dan Bu Binar, kakak sulung yang memiliki satu anak. Jadi, manakala bertugas, bisa saja dia berbelok arah. Bermanuver sesuai kata hati!

Pak Darman dan Bu Binar yang selanjutnya lebih tenar disapa De One merupakan pasangan yang sangat low profil, friendly, sabar, dan banyak membantu kesulitan para karyawan. Tak heran jika pasangan ini disayangi, disegani, dan dihormati para karyawan yang tergolong wong cilik. Pengayom para kelas bawah dengan kondisi ekonomi memprihatinkan.

Adapun keluarga kecil anak semata wayang Pak Darman -- sang juragan sepuh -- adalah Nugroho, Ayusti istri si Nugroho, dan kedua anak mereka: Teruna dan Seruni. Nah, si Sadrach, yang kemudian berganti nama menjadi Sabrang ini, justru malah membantu keluarga juragan sepuh yang diidolakannya. Bukan membantai seperti yang diminta, melainkan membantu sepenuh hati. Dia diminta Geng Genggong Group untuk melaksanakan tugas misi pertama dengan target sang kakak sulung. Menghabisi tanpa bekas! 

Sementara, misi kedua akan dijalankan oleh Genggong langsung, yakni menghabisi keluarga Nu, sang keponakan.  
Secara internal, Geng Genggong Group yang disingkat G3 itu keropos dari dalam. Namun, hal ini tidak diketahui  apalagi disadari sepenuhnya oleh Genggong, Darto, dan Darsih. Dua anggota lagi, yakni Plolong dan Plenggong juga tidak tahu-menahu. Apalagi perihal Sadrach yang membelot. Ganyong, Genthong, Jambrong, dan Kalong agaknya memiliki intelegensi cukup parah sehingga layak disebut tim hura-hura saja.

Hanya bermodal wajah sangar dan dandanan norak ala-ala rocker kondang keempatnya ikut direkrut. Empat personal yang disebut terakhir ini piawai menarget dan memalak korban tak berdaya. Modal badan gede penuh tato dan tampang sangar doang! Dress code? Celana jeans belel bolong sana-sini, jaket kulit, dilengkapi kalung rantai sejempol jari, giwang atau anting di cuping kuping, rambut gondrong tak terurus berbandana khusus, gelang etnik, serta cincin batu akik. Tampillah Geng Genggong Group yang terdiri atas tujuh serangkai, si preman pasar tukang pentung dan tukang palak!

Tentu saja kecuali Sadrach si tampang priyayi yang paling piawai! Ya, yang satu ini benar-benar tanpa tanding! Dia tampil perlente bak pejabat berada dengan baju licin tersetrika dan selalu necis wangi pula. Suka sekali berbusana batik dan bercelana kain warna gelap sehingga layak berkomunikasi dengan pelanggan kalangan atas. Kalaulah mengenakan kaos pasti bermerek dan berkelas!

Sadrach membawa juragan sepuh-nya itu ke luar kota. Semula  mulut kedua korban ini dibekap, ditutup lakban lebar, kaki tangan diikat, diinjeksi obat tidur, dan dimasukkan ke dalam mobil. Disaksikan secara langsung dan sepengetahuan Plolong dan Plenggong. Tujuan  utamanya adalah dihabisi di daerah sepi, di hutan pinus, atau hutan jati jauh dari rumah. Namun, diam-diam di tengah jalan keduanya diselamatkan. Terjadi aksi pembelotan yang tak disadari kawan sendiri.

Jadi, Sadrach melakukannya dengan detail, hati-hati, dan penuh perhitungan agar disangka sebagai anggota yang baik dan pro penjahat. Padahal, sejak semula dia mempunyai misi pribadi hendak menyelamatkan keluarga ini. Itu  karena dia menyadari bahwa kedua orang tua Sadrach -- yang selalu menceritakan kebaikan dan kedermawanan sang majikan -- sehingga kehidupan keluarga mereka mengalami kesejahteraan. Pendidikan Sadrach hingga tingkat sekolah lanjutan atas, bahkan masuk perguruan tinggi swasta, sepenuhnya ditanggung oleh sang majikan ini. Maka, mana mungkin dia tega menghabisi juragan dermawan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun