Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siapa Sangka

25 Juni 2024   09:44 Diperbarui: 25 Juni 2024   10:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa Sangka
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Masih kuingat jelas puluhan tahun silam
Ketika kulihat sosoknya berselonjor di tilam beranda
Kedua  kaki  pincang diurutnya perlahan
Mungkin ngilu menggerogoti seluruh sendi
Seharian ukur jalan membawa pikulan dan sedikit uang
Membeli barang tak terpakai yang bisa dijual ulang

Ketika malam menjelang saat raga lelah meminta haknya
Ia pun merehatkan seluruh sendi dan bahu
Yang lelah memikul beban sambil menyeret kaki
Mengitari pelosok kota mencari dan menjajakan dagangan

Kulihat pekat kulitnya tersengat sang maharaja
Saat ditawarkan jasa paling hina

Cuma membeli barang bekas dari rumah ke rumah
Kuingat  benar suatu saat ketika
diketahui kami anak dan menantu lewat di dekat
Gegas ditutuplah muka dengan topi kusam yang selalu bertengger di kepala
Dipalingkan muka agar anak tak melihat
Karena takut anak menantu malu melihat betapa hina kerjanya

Suatu hari kami melihat di pinggir jalan menuju kota
Duduk di beton pembatas trotoar sambil mengipas raga dengan topi
Ditepikan motor  disapa sang ayah secara santun  bijaksana


"Bapak lelah? Pulang kuantar sepeda, ya?"
Sang ayah  menggeleng, sambil berkata, "Pergilah! Jangan sampai temanmu tahu!"
Sang ayah menjaga nama baik putra
Tak diinginkan seorang pun tahu bahwa ia ayahnya
Ayah yang hanya tukang loak barang bekas saja

Baju sang ayah tak pernah berganti dan hanya dua
Ketika dibelikan katanya, "Tukang rombeng tak cocok baju bagus!"
Baju baru pun tak pernah dipakainya

Setengah abad berlalu sudah
Prestasi tiga cucu ternyata mengangkasa
Lulusan pendidikan tertinggi dari mancanegara
Menduduki jabatan istimewa di masing-masing bidang mereka

Siapa sangka?

Cuma cucu tukang rombeng menjadi jawara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun