Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Malaikat Itu Datang Tepat Waktu

27 Mei 2024   18:46 Diperbarui: 28 Mei 2024   06:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malaikat itu Datang Tepat Waktu

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Peristiwa ini terjadi sudah sangat lama. Sekitar dua dasawarsa silam, tetapi entahlah tetiba teringat saja. Hal itu karena melihat tayangan seorang pria yang tidak bisa melipat kereta dorong agar bisa dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Beberapa pria berupaya membantu, tetapi tetap tidak berhasil. Tiba-tiba datanglah seorang ibu dan dengan santainya membantu melipatkannya. Begitu cepat dan tampak sangat mudah melakukannya. Nah, teringatlah saya akan peristiwa mendebarkan kala itu.

Suatu saat saya bersama suami dan bungsu hendak ke Matos, Malang Town Square. Entah untuk acara apa saya sudah lupa. Ada kemungkinan kami hendak ke gedung Sasana Krida untuk menghadiri acara hajatan. Namun, sejujurnya saya lupa tujuan kami kala itu.

Seperti biasa, saya bertugas mengemudikan kendaraan  Starlet bakpao. Kendaraan kesayangan yang tidak pernah rewel. Hal itu karena kami membeli dari penghobi jenis kendaraan tersebut sehingga kondisi benar-benar terawat.

Namun, ketika keluar dari kendaraan, tiba-tiba bungsu yang saat itu kuliah di FK semester dua, menjerit tertahan karena jarinya tersangkut dan terjepit pembuka pintu kendaraan. Tidak pernah hal semacam itu terjadi sehingga saya dan suami sangat terkejut, takut, sekaligus kasihan kepada si bungsu.

Suasana senja remang-remang. Kendaraan saya parkirkan persis berseberangan dengan TMP Malang, Jalan Bandung. Terasa begitu mencekam. Sekalipun kami meminta tolong, banyak orang lalu lalang, tetapi tidak ada seorang pun menggubris kondisi kami. Aneh sekali.

Saya dan suami berdoa, demikian juga bungsu. Kami bertiga menangis dan menjerit-jerit di sebelah kendaraan, tetapi sekali lagi orang-orang yang lalu lalang itu seolah tidak mendengar jerit permohonan kami. Dus, tidak ada yang menolong kami.

Kami tetap memohon pertolongan Tuhan sambil menangis bertiga. Tiba-tiba, entah siapa, ada seseorang yang lewat dan menyentuh grendel pintu kendaraan itu secepat kilat. Secara spontan, terbebaslah tangan putra bungsu kami dari jepitan. Bungsu berteriak keras mengemukakan ucapan terima kasih kepada-Nya. Akan tetapi, siapa penolong tersebut kami tidak tahu. Seolah seseorang itu hanya sekadar lewat saja sehingga jangankan mengucapkan terima kasih, sosoknya saja kami tidak mengetahui secara jelas. Sungguh-sungguh penolong ajaib!

Luar biasa. Malaikat itu dikirimkan-Nya tepat waktu. Anehnya, jari tangan yang terjepit dan tergencet itu tidak terluka sama sekali. Hanya membiru memar saja. terpujilah Tuhan yang Maha Pemurah.

Kami tidak tahu apakah ada hubungan mistis antara makam dan senja menjelang malam. Kami tidak tahu. Yang jelas, kami merasakan pertolongan dan mujizat-Nya secara paripurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun