"Baik, Bu!" jawab Wati sambil tersenyum.
Setelah Wati selesai mengerjakan, Bu Sri bertanya kepada kelas, "Bagaimana? Ada yang ingin bertanya?"
"Lah, itu Kakak bisa! Mengapa selalu Wita kalau ada Kak Wati yang bisa, sih!" gerutu Wita setelah kakaknya duduk kembali di sebelahnya.
"'Kan yang disuruh Wita, bukan Wati!" sanggahnya kalem saja.
"Baiklah, sekarang soal berikutnya, ya!" ujar Bu Sri sambil menuliskan soal berikutnya di papan tulis.
"Baiklah, perhatikan sebentar, kemudian salin dan kerjakan di buku latihan kalian, ya!" lanjutnya.
Beberapa menit kemudian, Bu Sri meminta Fajar, siswa dengan peringkat terakhir untuk mengerjakannya di papan tulis. Soal yang dibuatnya tentu saja mudah dengan harapan siswa yang lamban pun bisa melakukannya.
"Memakai jalan panjang juga, ya Nak!" pesan Bu Sri.
"Siap, Bu!" jawab Fajar sambil mencoba mengerjakan di papan tulis.
Orang tua Fajar mengetahui kelemahan putranya di bidang hitung-hitungan. Oleh karena itu, dengan sepengetahuan wali kelas, orang tua Fajar memberikan kesempatan les privat dengan mendatangkan guru ke rumah. Karena sudah beberapa bulan mengikuti les, kini Fajar sudah jauh melampaui kemampuan kawan-kawan di kelas. Dengan demikian, Fajar bisa melakukan tugas dengan baik dan dalam waktu tidak terlalu lama.
Wita terheran-heran. Biasanya Fajar akan terdiam beberapa saat dan berujung tidak bisa melanjutkan tugas. Namun, kali ini dengan cekatan Fajar mampu menyelesaikan soal dengan benar.