Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Uang, Uang, Lagi-lagi Uang

9 September 2020   20:57 Diperbarui: 9 September 2020   21:03 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sederet.com/tutorial/

Uang, Uang, Lagi-lagi Uang

Aromanya dahsyat
Ditandai oleh dua sisi
Tanpa satu sisi sia-sia
Benda yang sangat bernilai

Gampang diselip, tapi gampang dicuri
Makanya Bank menjadi solusi
Mudah dibawa, sangat praktis
Menjadi penting, sangat dibutuhkan
Apalagi jika banyak jumlahnya
Namun menjadi bumerang jika salah kelola

Rendahnya nilai uang berdampak
kurangnya jaminan kepercayaan
Krisis terjadi manakala cadangan devisa menipis
Belanja negara terpuruk, inflasi pun terjadi

Dalam krisis muncul makhluk tak diundang
menawarkan kemudahan transaksi
menyulap dengan cara yang ajaib
Dianggap itulah jalan keluar dari kemelut

Padahal ia tengah masuk kerangkeng
Dianggap mampu melipatgandakan keuntungan
Dianggap mampu memperkaya dalam waktu singkat
Sayangnya malah raib, yang tersisa hanyalah penyesalam

Uang selalu saja memiliki daya pikat
Pemegangnya merasa melayang
Sesungguhnya uang bukan menyusahkan
tapi  ia juga mampu melukai hati nurani

Jika pemegang uang melimpah, tapi tak punya hati
kesenjangan terbuka, melebar ke seantero jagat
si kaya tambah kaya, si miskin semakin papa
Jika uang menjadi wadah saling menguntungkan
tak ada saling memeras, tapi saling menghargai

Ketika uang mampu bersinergi dengan sesama
meringankan beban yang terjerat kemelaratan
merasa empati terhadap kekurangan orang sekitar
atau mungkin memberi peluang usaha,
membuka lapangan kerja bagi sesama

Uang bisa membahagiakan jika memiliki nurani
Uang bisa jadi epidemi jika menimbun keserakahan
Uang dikendalikan, bukan mengendalikan kita!

NK/09/09/2020

@SangiheBanuaku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun