Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dia Hanya Bisa Menyimpul Senyum

30 Agustus 2020   23:19 Diperbarui: 3 September 2020   15:22 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://suryakepri.com/

Sepotong cinta jatuh ke tanah, rindu menyurut
burung gereja mematuk-matuk dengan angkuhnya
satu demi satu menyelip di sela rahim,
terbang di pucuk sembilu bersama musim.

Meskipun  ia tahu itu musim kelak berganti
tak bakal tiba hari-hari lembut itu melantumkan soneta  
hari terlalu naif berharap malam kemarau mendingin  
di atas punggung, matahari melumpuhkan rindu.

Terpana lalu mengendap, mengabur dalam hikayat
ketika diam-diam waktu terjaring di ujung jalan kecil  
rindu itu mencengkram sukma lalu terjerat dalam nadi
membawa kaki telanjang menuju rumpun imaji.

Sepotong cinta jatuh ke tanah, rindu pun melandai  
burung gereja memagut-magut dengan lincahnya
satu demi satu melumat habis rasa di sela keping risih
cinta tersapu rata bersama tanah,
dia hanya bisa menyimpul senyum
mengemasnya dalam tetesan rinai.

NK/30/08/2020
@SangiheBanuaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun