Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pandemi Merengut Nuansa Pelaminan Itu

18 Agustus 2020   05:55 Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pandemi Merengut Nuansa Pelaminan Itu

katanya, wanita itu seperti kupu-kupu, tak bisa hidup tanpa kumbang
Juntaian bunga mawar dengan sentuhan kawat spiral
warna emas, melambangkan kayanya cinta
hingga jiwa seolah terbang mengarungi angkasa.

wujud rasa syukur atas ridho menyulut hati bahagia
jamuan makan terpilih ala when the days dawns
bagian tengah meja dihiasi rangkain vas bunga tinggi
memuat bunga cantik rose, tulip dan snapdragon
mesti marak terpajang di sana. Patrinya di hati.

Ingin pula dihadirkan vas bunga transparan mungil
bentuk unik diapit rangkaian boks anyaman cantik
terasa indah dekat di hati berhias muatiara, kreasi atmosfir
'kan membekas di hati terekam manis dalam memori

out door, penataan bernuansa gold play, bertabur cinta
hasrat suasana jamuan meramah bersama alam
teruntai indahnya sanubari, mesra mendekap ranah hutan.

menata nuansa gold bagai menata hati
warna buah senada, ranum kekuning-kunigan
di sela alunan lagu si hitam manis kriwil beruntai mayang
Diana Rose, when you tell me that you love me.

terbayang dekorasi meja cantik di zona pepohonan
pasti menjad momen terindah, tak terlupakan
tercipta kesan personal menempel foto pra wedding
lengan berkait, saling pandang dekat meja rias, aku dan dia

sempurna dengan rangkaian bunga dalam vas bulat nan cantik
tertata bunga lili casablanca, rose, snapdragon juga cymbidium
terancang jadi satu gaya harmonis, Bergeming di tengah sofa
terbungkus kain putih gading, terlilit kain nuansa emas
diletakkan miring depan meja rias, di ruang sakral milik aku dan dia

Sayang semua buyar, pandemi datang memporakporanda
minpi itu terampas oleh kejamnya corona covid-19
simphoni pun terganti alunan miris Rita Efendi
"Selamat jalan kekasih, kaulah cinta dalam hidupku..."
pandemi merengut nuansa pelaminan itu

#NK/18/08/2020
@SangiheBanuaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun