Tapakku telah lelah menapaki berjuta butiran pasir di pantai
Desah angin seolah memanggilku 'tuk menikmati alunan gelombang kehidupan
Ada nyanyian sendu, senandung remuk, gelak tawa bercampur tangis
bermain bersama detak-detak keindahan dalam guyuran rinai
Kucoba menelusuri sepanjang garis lekuk di tepian pantai
Kutatap kelok demi kelok, kuterpikat desah mesra dalam suara-suara angin
Desirnya menyejukkan rasa hingga melenakan hayal
Di sini aku terduduk menyepi bukan karena jiwaku berdarah-darah
Aku hanya ingin membawakan sebuntal kisah tentang gelak tawa
Melantumkan lagu klasik bernuansa romansa
Mendendangkan gempita ombak pantai pada sisa-sisa jejak lara
Agar aku bisa menghirup habis aroma renjana,
menikmatinya dalam dekapan
Pada tepian pantai aku terpekur sendiri dalam kesunyian
Aku mencoba melupakan sosok yang pernah menimbun jejak luka
Walau aku memang menyepi di sini menikmati luka
Aku masih mencari suara-suara desir hati dalam guyuran rinai
Tetesannya kini mengaliri rasa yang nyaris hampa
Rintiknya membelai nakal kulit jiwa, mencumbu rayu angan,
aku tersenyum dalam buaian
Desir angin masih membujuk untuk tetap menyandarkan
hatiku pada setiap hembusannya
Detak keindahan terus mengecup lembut di setiap denyut jantung
Dalam guyuran rintiknya, ada air mata lega mengguar dalam syukur
Di sini
Di pantai ini
Aku menemukan-Mu
Â
NK/20/06/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H