Kembang membuka selembar kertas biru yang terlipat rapi. Di dalamnya teruntai sebuah puisi... Dari Pria Misteri... Bila datang manjamu Bagaikan apel merah di pipimu Ingin aku makan sepotong demi sepotong ronamu Bila datang manjamu Kau sungguh menggemaskanku Bila datang manjamu Suaramu merayu hatiku Ingin aku simpan dalam singgasana jiwaku Bila datang manjamu Syair-syair indah muncul di benakku Apakah hanya untuk sekedar bertamu?? Apakah hanya untuk mengagumimu ??
Atau Aku sendiri yang ingin di manja olehmu...
~~~~~~~~~~~~~~
Baiklah….
Baiklah….
Untuk apa Kembang tutup-tutupi lagi….
Toh Rasa itu tidak bersambut (lelaki-misteri-ecr82)
Setelah mengungkap Pria Misteri yang sebenarnya, Kembang mau pamit ajah...
Kembang mau semedi lagi....
Hikz.....
Pria Misteri itu.....
Adalah....
Pemilik benda-benda di bawah ini.
[caption id="attachment_87642" align="aligncenter" width="275" caption="google"][/caption] [caption id="attachment_87643" align="aligncenter" width="247" caption="google"]
Sampaikan padanya,
kutunggu di Taman Tujuh....
Sampai pukul satu...
lebih dari itu Kembang layu....
[caption id="attachment_87647" align="aligncenter" width="132" caption="google"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H