Mohon tunggu...
Ningwang Kembang
Ningwang Kembang Mohon Tunggu... -

Luv 2 read\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembang Dalam Sepi (Episode Cinta Rangkat #64)

5 Januari 2011   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:56 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Kejadian di warung gadho-gadho milik Nisa (ECR 11/) Ningwang Janda Kembang diliputi resah.

Sang Penyair pergi (ECR 20), Refo entah kemana, dan Daeng pun ikut-ikutan mundur padahal menyatakan cinta pun belum (ECR 56).

Kembang duduk sendirian di pos ronda. Mas Hans yang ceria sedang meriang, jadi pos ronda sepi. Sesepi hati Kembang.

Sengaja aku merangkul sepi
Demi menjajaki makna diri…
Sudahkah aku berarti?
Sudahkah cinta ini memberi?

Sengaja aku merangkul senyap
Demi memaknai segala yang telah kuucap…
Adakah aku memberi harap?
Ketika asa erat mendekap

Dan kini…,
Aku dirangkul sepi,

"Tak tahukah mereka bahwa aku ingin menyembuhkan luka?", Kembang menggumamkan kesepiannya. Ya, tujuannya ke Rangkat adalah untuk menyembuhkan luka. Memang didapatkannya damai dan bahagia itu di Rangkat. Pesona Desa Rangkat begitu sulit ditolak. Tapi kini dilema asmara mengurungnya dalam senyap.

Antara bingung dan tidak siap. Bingung mana yang sungguh-sungguh memilik rasa pada Kembang. Tidak siap karena trauma menjanda.

Teringat puisi dalam lipatan Origami dari Rey...

Origami Nomor 3

“Engkaulah bidadari itu…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun