Mohon tunggu...
Setya Ningsih
Setya Ningsih Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi

seorang kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Melihat Sisi Gelap Indonesia Melalui Kode 86

23 November 2017   22:02 Diperbarui: 24 November 2017   07:13 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Pernahkah anda mendengar istilah 86? Tahukah anda apa makna dari 86 ? istilah ini sebenarnya adalah istilah yang terbilang poluler di kalangan orang elit negara, namun saking populernya istilah ini lama kelamaan juga dipergunakan oleh kaum marjinal yang bergaya ala super model terkenal. Untuk mengetahui apa itu sebenarnya 86, Okky Madasari akan menjelaskannya dengan karya yang ia buat.

Novel 86 adalah novel hasil karya Okky Madasari yang diterbitkan oleh Gramedia tahun 2014. Novel ini merupakan novel karya ke-2 oleh Okky yang menceritakan tentang mudahnya seseorang menyelesaikan masalah hanya dengan uang dan kekuasaan. Okky merupakan lulusan Hubungan Internasional yang pernah menjadi seorang jurnalis, ketertarikannya terhadap isu-isu sosial di Indonesia khususnya korupsi membuat hatinya tergerak untuk menuangkan apa isi pikirannya tetang korupsi melalui novel 86 ini.

Istilah 86 pada awalnya berasal dari dunia kepolisian. 86 diartikan sebagai isyarat atau kode yang disampaikan apabila mereka telah membereskan suatu masalah. Lambat laun istilah ini mulai merambah di kehidupan kita sehari-hari dengan makna yang hampir sama namun yang membedakan disini adalah adanya penyertaan uang di dalamnya.

Buku ini memiliki keunikan dalam pemilihan lakonnya, bukan dengan mengambil lakon seorang pejabat yang gila harta dan tahta tetapi seorang gadis desa polos bernama Arimbi yang mengalami keberuntungan mengadu nasib di Jakarta sebagai juru ketik Pengadilan.

Keadaan Jakarta yang sempit dan kumuh yang menjadi teman setia Arimbi saat melakukan berbagai aktifitasnya menjadi pembuka dalam cerita ini. selanjutnya Okky mulai menceritakan tentang awal mula Arimbi tergiur untuk melakukan praktik 86. Awalnya Arimbi hanya berani melakukan prakteknya dengan sodoran ratusan ribu, namun lama kelamaan ia mulai memberanikan diri bermain dengan uang bukan hanya 1 atau jutatetapi ratusan juta. Niat hati ingin membagikan uang ini ke sanak saudara dan pacar sekaligus suaminya, ternyata niatan itu tidak didengar oleh yang kuasa, malah ia didatangi oleh KPK yang jelas-jelas tertangkap basah.

Saat Arimbi berada di bui, Okky terbilang cukup berani dalam menceritakan keadaan disana, karena kita pasti menganggap bahwa penjara merupakan tempat yang tak akan ter goyahkan pendirian hukumnya hanya dengan uang tapi ternyata dalam buku ini menyatakan kebalikannya.

Novel 86 ini merupakan novel dewasa yang didalamnya dibumbui kehidupan seks yang sangat liar. Okky membuat tokoh di dalamnya yaitu Tuti yang memiliki kecenderungan lesby melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya kepada Arimbi.

Novel ini saat menarik untuk dibaca, selain dari cover bukunya yang mencolok dengan waran kuning dan ditengahnya dipenuhi simbol-simbol harta dan kekuasaan berbentuk 86, ceritanya juga membuat kita menjadi berpikir cepat karena dalam buku ini Okky memang sengaja memberikan kesan bercerita cepat. Hal yang menarik lainnya adalah tokoh yang di bawahan oleh Okky yang merupakan orang biasa yang masih polos dan lugu sehingga memberikan kesan bahwa kita juga dapat merasakan apa yang dialami Arimbi.

Diresensi oleh Setyo Ningsih

Tinggal di Salatiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun