Kebun bambu yang kumuh kini tak.lagi ditemukan di kampung Ngadiprono di Temanggung .Kini kebun bambu tersebut menjelma menjadi sebuah pasar tradisional yang unik dan menarik .Pasar tersebut adalah pasar Papringan Ngadiprono. Pasar Papringan Ngadiprono ,Desa Ngadimulyo ,Kecamatan Kedu adalah pasar tradisional yang didirikan komunitas mata air terinspirasi dari pasar Papringan yang ada di Desa Caruban ,Kecamatan Kandangan beberapa waktu lalu .
 Asal mula pasar Papringan Ngadiprono berawal dari lokasi pembuangan sampah desa seluas 2.500 meter kemudian oleh Komunitas Air yang ada di Dusun Ngadiprono mengubah tempat pembuangan sampah dilokasi kebun bambu menjadi pasar Prapingan sebagaimana sekarang ini .
  Pembangunan pasar Papringan oleh Komunitas Mata Air Dusun Ngadiprono tak lain sebagai upaya konservasi alam vegetasi bambu ,Selain itu pembangunan pasar Papringan mengangkat kearifan lokal masyarakat sekaligus mengangkat ,merangsang pertumbuhan ekonomi warga setempat .
 Kini setelah kebun bambu menjadi pasar tradisional Papringan mengalami kemajuan pesat ,meski pasar ini dibuka 2 kali dalam sebulan yaitu tiap hari pasaran Minggu Wage dan Minggu Pon .Pasar ini menjual pelbagai makanan minuman tradisional mulai dari minuman  dawet anget,dawet ayu,wedang kopi,makanan sego gono jagung,camilan nglemeng yang terbuat dari campuran vbi serta gula merah ,sayuran mayur hasil bumi lainnya .Pasar Papringan memiliki keunikan yang menarik yaitu keberadaan pasar disela-sela rumpun bambu .
 Pasar Papringan yang berada disela- sela rumpun bambu tersebut terdiri 42 lapak yang berjualan yang kesemuanya berasal dari sekitar Dusun Ngadiprono .Semua yang ada di pasar Prapingan dikelola generaai pemuda Dusun Ngadiprono ,Desa Ngadimulyo yang tergabung dalam Komunitas Mata Air .Keunikan yang lain bisa dijumpai  pasar Papringan Ngadiprono yaitu mata uang sebagai alat bertransaksi berupa kepingan uang berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bambu ,Setiap keping bernilai 2000 rupiah yang dapat ditukar di berbagai titik di komplek pasar Papringan .
 Sisi lain pasar Papringan Ngadiprono ini adalah ramah lingkungan baik lokasi pasar yang berada disela- sela rumpun bambu kemudian tak kalah menarik dari pasar ini adalah tidak ada kantung plastik sebagai tempat belanja,melainkan memakai daun pisang  menjadi tempat makanan .Wahana permainan anak berwawasan lingkungan juga mulai dikembangkan di Dusun Ngadiprono seperti : gasing,egrang dan ayunan bambu yang tersedia di area pasar
 Pembangunan pasar Papringan Ngadiprono berdampak positif bagi perekonomian desa mampu mengubah wajah desa Ngadiprono  dan memberi berkah bagi pemilik lahan ,pasalnya mereka mendapat retribusi pendapatan 10.000 dari masing- masing lapak yang ada.Di samping itu ,pasar Papringan juga mampu meningkatkan perekonomian serta pendapatan  warga setempat.
Sisi lain pasar Papringan ini tidak hanya mampu menarik perhatian wisatawan lokal berasal dari berbagai daerah sekitar Temanggung hingga wisatawan  mancanegara salah satunya wisatawan dari Thailand bernama Teerapoj menyebutkan konsep pasar Papringan dipandang luarbiasa ,karena konsep seperti ini tidak pernah ada di Thailand.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H