Mohon tunggu...
Ningrum Ahmadi
Ningrum Ahmadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Penyuka Travelling

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Surat "Cinta" Kivlan Zein dan Sikap Keteladanan Menhan

31 Juli 2019   08:45 Diperbarui: 31 Juli 2019   09:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Surat 'cinta' Kivlan Zein kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu terus menjadi perbincangan publik. Permintaan Kivlan Zein agar penahanan terhadap dirinya ditangguhkan, mendapat tanggapan berbagai kalangan. Tak terkecuali Ryamizard sendiri.

Sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard paham betul akan posisinya sebagai Menteri Pertahanan. Ya, dia tak mungkin memberikan persetujuan lantaran bukan ranahnya.

Ini satu contoh sikap yang patut ditiru. Meski ada di lingkaran kekuasaan, Ryamizard tak lantas mengumbar 'psy war' kepada apara penegak hukum. Atau melakukan intervensi agar proses hukum terhadap Kivlan Zein '86'.

"Begini apa pun yang diminta dengan saya itu pasti saya kabulkan. Tetapi kan sudah saya sampaikan masalah hukum, masalah politik, saya tidak ada kemampuan ke sana. Ini sudah masalah politik ini, orang bermain politik saya masuk, wah bahaya saya," ujar Ryamizard ketika diberondong pertanyaan oleh awak media soal permintaan Kival Zein.

Apa yang disampaikan Ryamizard kepada publik jelas cukup melegakan. Dia seolah-olah memberikan pesan bahwa sekalipun sama-sama pernah menjadi prajurit TNI, bukan berarti bisa melakukan intervensi hukum. Kesetiakawanan tetap jalan, tetapi tetap harus menghormati proses hukum.

Ryamizard tak mau 'offside' dalam menjalankan tugasnya. Tak ingin juga menodai atau menjadi contoh buruk bagi generasi bangsa.

"Saya tidak ada kemampuan ke situ (terkait hukum). (Kalau) nanti dipaksakan begitu, saya melanggar hukum, melanggar apa segala macam, saya nggak mau itu," ujar Mehnan dikutip salah satu pemberitaan nasional.

Teladan dan sifat negarawan Menhan ini harus kita jadikan contoh. Berada di lingkaran kekuasaan, bukan berarti bisa semena-mena. Justru, dengan kekuasaan di tangan, kita haru lebih adil alias pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun