Jember, yang diwakili kelompok 008 melakukan kunjungan ke beberapa UMKM milik warga Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember. Dalam kunjungan kali ini para mahasiswa KKN kelompok 008 ingin mengetahui terkait kondisi dan kendala apa saja yang sedang dirasakan para pengelola UMKM setelah selesainya masa pandemi. Selain itu, para mahasiswa ingin mengetahui apakah ada UMKM baru yang sedang dirintis di Desa Bagorejo. Salah satu UMKM yang menurut mahasiswa sangat menarik yaitu UMKM KopiNoe.
Pada tanggal 24 Juli 2023, kelompok mahasiswa KKN Kolaboratif 2023 KabupatenIbnu Muis, seorang warga asli Desa Bagorejo kelahiran 27 Juni 1971 ini  adalah owner atau pemilik usaha UMKM KopiNoe. Seorang anak pertama dari 5 bersaudara ini mulai merintis usaha kopinya sejak masih di Bali. Pada awalnya, setelah beliau lulus SMA bercita-cita ingin menjadi seorang tentara. Tetapi, karena takdir berkata lain akhirnya setelah lulus SMA beliau memutuskan untuk merantau ke Pulau Dewata, Bali. Di Bali beliau bekerja sebagai seorang pemandu wisata bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Setelah 4 tahun berkarier sebagai pemandu wisata bagi para turis asing, beliau berkesempatan untuk mendapat pelatihan di Australia sebagai instruktur selam. Hasil dari pelatihan di Australia itu beliau pernah bekerja di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan selam, seperti Beluga Dive & Water Sport, dan Pro Dive. Kariernya itu berlangsung sampai dengan tahun 1998.
Kemudian, pada saat adanya krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, kariernya sebagai pemandu selam mulai meredup. Hal itu disebakan karena adanya pembatasan wisatawan yang datang ke Bali, dan juga adanya aturan social distancing pada saat itu. Akhirnya beliau mengakhiri kariernya sebagai pemandu selam dan memutuskan untuk menikahi seorang wanita berkewarganegaraan Jepang. Dari hasil pernikahannya itu beliau dikaruniai 2 keturunan. Tetapi karena beberapa permasalahan beliau bercerai dengan istrinya.
Singkat cerita, awal mula beliau mengenal kopi itu karena hobi beliau meminum kopi dan sering berkumpul bersama teman-temannya di cafe-cafe yang ada di Bali. Kemudian, dari hobinya itu, beliau mendapatkan suatu keinginan untuk mencoba membuat olahan yang berhubungan dengan kopi. Pada tahun 2021, beliau berkeinginan membuka usaha kopi sendiri.
Awal mula, beliau melakukan proses pengolahan kopi secara mandiri, mulai dari proses roasting biji kopi sampai dengan kopi itu siap untuk diminum. Tak disangka teman-teman beliau yang melihat proses tersebut merasa terkesan dan memberikan respon positif. Sampai pada akhirnya teman beliau yang bernama Nick, warga negara Jepang yang juga seorang youtuber ini membantu Ibnu Muis dalam memasarkan produk kopinya. Kopi yang diolah Ibnu Muis diantaranya yaitu kopi arabika dan robusta. Tetapi, beliau juga ingin mengenalkan satu jenis kopi generasi lama yang rasanya juga masih tetap enak sampai saat ini yaitu jenis kopi Liberica, suatu kopi yang berasal dari Liberia. Yang unik dari proses pembuatan KopiNoe ini adalah proses roasting yang masih dilakukan secara manual alias tidak menggunakan mesin. Awal mula, biji kopi dipanaskan di dalam sebuah tungku. Kemudian, setelah selesai di roasting, kopi dihaluskan dengan mesin penghalus kopi. Setelah itu, kopi yang sudah halus diseduh dengan air panas. Yang kemudian bisa langsung dinikmati.
Mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran Ibnu Muis melakukannya seorang diri. Beliau memasarkan produknya melalui platform penjualan digital seperti Shopee. Dan juga media sosial seperti Instagram dan Whatsapp. Tak disangka, KopiNoe ini berhasil merambah pasar internasional. Beberapa produk dari KopiNoe ini telah sampai di beberapa negara di Eropa dan Asia. Diantaranya Swedia, Jerman, Malaysia dan Singapura.
Ibnu Muis, menaruh harapan yang besar untuk UMKM KopiNoe ini agar bisa lebih dikenal banyak orang. Selain itu, Ibnu Muis menaruh harapan juga kepada pemerintah. Beliau berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan para petani kopi dan para pelaku usaha di bidang kopi agar kopi Indonesia bisa lebih dikenal banyak orang lokal maupun mancanegara.
Penulis
Kelompok KKN-K 008 Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember.