Mohon tunggu...
Ning Marwoto
Ning Marwoto Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

a mother with three adorable kids..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Memaafkan dan Tidak Memaafkan...

4 Januari 2015   05:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Memaafkan Sebuah Kezhaliman Lebih Baik daripada Mendendam Dibawa Sampai ke Akhirat.

Memaafkan seseorang yang pernah berbuat kezhaliman kepada kita, apapun bentuk kezhalimannya, adalah merupakan syariat Islam dan sesuatu yang diperintahkan di dalam Alquran yang mulia serta dicontohkan di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung.

Memang berat, tapi ganjaran pahalanya juga sangat besar, yaitu diampuni Allah Ta’ala dosa-dosanya.

Maafkanlah kesalahan saudara-saudara seiman kita, apapun kesalahannya, jangan dendam tersebut selalu menyesakkan dada kita, apakah kita tidak mau mendapatkan ampunan Allah Ta’ala ? Karena memaafkan = Mendapat Ampunan Allah Ta’ala.

Kesempurnaan sikap memaafkan adalah jika dibarengi dengan perasaan lapang dada, yang menganggap seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

Sebagian mungkin bisa memaafkan tetapi tidak bisa lapang dada, contohnya:

Si A telah memaafkan B, orang yang pernah berbuat salah kepadanya tetapi:

- si A tidak ingin lagi bertemu dengan si B,

- si A malas untuk berkumpul bersama dengan si B lagi,

- si A masih selalu mengungkit kesalahan si B,

- si A tidak mau lagi berurusan dengan si B,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun