Mohon tunggu...
Ning Joy
Ning Joy Mohon Tunggu... -

Perempuan, isteri dan ibu seorang putra terbaik...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pakaian Shalat

2 Maret 2012   03:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk muslim dan muslimah, shalat lima waktu merupakan kewajiban kepada Allah, SWT. Mengutip ucapan seorang da'i, hendaknya jangan kita menjadikan shalat hanya sekedar sebuah kewajiban, tapi adalah bentuk dari kerinduan kita kepada Allah, kerinduan kita untuk bertemu dan bercengkerama kepada-Nya. Duh.....Gusti....indahnya saat menjalaninya karena rindu dan ikhlas.

Satu subuh, adzan berkumandang.....Ya Allah, kami memenuhi panggilan-Mu, semoga Engkau ridha atas setiap langkah kami.

Jamaah mulai berdatangan memenuhi shaf yang tersedia. Sebenarnya kaum perempuan menempati lantai atas, karena malas naiknya, kami pun menempati bagian belakang shaf pria. Seorang perempuan, yang sudah mengenakan mukena dari rumah, duduk diatas sajadah yang tergelar untuk shaf pria.  Sang imam memanggil seorang jamaah perempuan untuk memberitahunya supaya bergabung saja dengan jamaah perempuan lainnya dibagian belakang. Dan hal ini pun menarik perhatian jamaah lainnya.

Saat perempuan itu berdiri, kami jadi memandangnya dan...astaga....betapa tipis dan menerawang mukena yang dikenakannya. Dan....ternyata........dia tidak mengenakan pakaian apapun pada bagian atas selain penutup dada, jelas saja warna penutup tersebut pu terlihat dengan sangat jelas.

Ghibah sangat tiak disukai bahkan dibenci, dan kami pun tak kuasa untuk saling berbisik. Mungkin jemaah baru, karena tak satupun dari kami mengenalnya.

Di negeri ini, saat shalat, umumnya muslimah, mengenakan mukena. Seperti apapun model dan warnanya, tebal atau tipisnya bahan, masa iya kita tidak mengenakan pakaian saat kita mengenakan mukena.

Shalat adalah saatnya kita bertemu Sang Khalik. Berpakaian dan berperilaku-lah yang baik. Apa kita tidak malu, bertemu dengan Sang Pemberi Rezeki dengan keadaan yang kurang dari seadanya. Rezeki yang kita dapat, adalah karena kemurahan-Nya. Jangan sampai kelak kita tidak mengenakan apa-apa karena kelalaian kita. Naudzubillahi min dzalik (betul engga ejaannya....) Penampilan kita adalah cermin diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun