Jakarta (22/04), Sejumlah masyarakat pesisir Marunda yang merupakan anggota Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) bersama 150-an volunteer lainnya ikut mendukung dan berkolaborasi dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN); Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar; dan PKPU Human Initiative untuk melakukan kegiatan menanam mangrove dan kegiatan sosial pada hari Minggu, 22 April 2018 di pesisir Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Kegiatan penanaman mangrove di Pesisir Marunda sebagai aksi nyata dalam momentum Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April setiap tahunnya, dimana untuk kali ini tema kegiatannya yaitu Sahabat Pesisir : Tanam Mangrove, Jaga Pesisir Jakarta, ujar Ketua Pelaksana Donni dari YISC Al-Azhar.
Namun dikatakan paling rentan karena daerah ini merupakan penyangga bagi ekosistem daratan Jakarta yang demikian tinggi aktivitas manusianya. Bahkan pada medio April 2018, Pemprov DKI Jakarta bersama-sama dengan Tim Kebersihan (Tim Orange) berhasil membersihkan 300 Ton sampah yang menutupi ekosistem pesisir, khususnya area habitat mangrove di daerah tersebut.Â
Kerentanan lainnya juga disebabkan oleh terus meningkatnya kebutuhan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir untuk kegiatan pariwisata, industri, dan permukiman. Sementara peranan mangrove dapat menjadi sabuk hijau pengaman (green belt) untuk keseimbangan ekologi pesisir dan perlindungan daratan pesisir dari berbagai gangguan eksternal. Semakin luas habitat tanaman mangrove maka akan semakin besar pula perlindungan terhadap daratan pantai.
Panitia bersama volunteer melakukan penanaman mangrove 1500 bibit pada lot sebagian yang merupakan bentangan area lahan pesisir Marunda seluas 16,5 Ha. Tanaman mangrove merupakan tanaman yang memberikan banyak manfaat, baik secara ekologis seperti keseimbangan lingkungan, mencegah abrasi pantai, dan menjaga kelestarian habitat berkembang biaknya ikan/kepiting (spawning ground), serta manfaat ekonomi dalam mendukung aktivitas manusia.Â
Selain itu masyarakat nelayan pesisir Marunda diharapkan dapat bersinergi dengan Wahana Mangrove Indonesia (WAHMI) untuk menjaga dan mengawasi keberlangsungan hidup bibit mangrove yang telah ditanam tersebut, sehingga mangrove tersebut benar-benar dapat bertumbuh dan berkembang guna memberikan manfaat untuk ekologi dan ekonomi ke depannya, pungkas Abdul Majid selaku Wakil Sekretaris Jenderal PNTI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H