Mohon tunggu...
Nindy Soeraatmadja
Nindy Soeraatmadja Mohon Tunggu... -

Cuma bintang kejora berkepribadian ambivert yang mengaku mahasiswi. "Aku bukan aku. Aku adalah meng-Aku yang terus menerus berproses menuju aku" www.nindysoe.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja dalam Harapan

22 Januari 2016   20:13 Diperbarui: 22 Januari 2016   21:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dunia seakan menjadi buram, ketika kita hanya memiliki satu fokus perhatian. Sering jumpa, tapi rasa hanya satu sosok itu yang ada. Sekarang mataku terbuka. Bukan hanya dia yang kupuja, tapi sosok lain disaat dia tiada. Sosok yang bahkan slalu ku rindu tiap senja. Hadirnya hanya sebentar, lalu menghilang bagai ditelan langit malam. Walau hilang, tapi aku tetap tenang. Karna aku tau, esok pasti ia kembali datang.

 

Sekarang mari sebut sosok itu dengan "senja". Ungkapan indah yang sesuai dengan karakter dia sang idola. Idola yang mudah menciptakan tawa. Idola yang mudah menciptakan rindu.
Kerinduan itu menerkamku, ketika aku butuh tempat untuk mengadu. Tanpa terlihat lemah, tanpa dinilai lemah. Hanya pada sosok itu, aku berani membagi beban pikiranku.

 

Senja memaksaku memiliki kotak pandora. Kotak penyimpan begitu banyak rahasia yang menimbulkan bencana jika dibuka. Kotak yang hanya boleh dibuka oleh sesuatu yang disebut waktu.

 

Sang waktu datang. Ia membisikanku untuk melepaskan. Entah apa. Mungkin tertuju untuk dia, si Senja. Katanya, Senja akan datang lagi, entah esok, lusa, atau berapa tahun lagi. Senja akan datang di momen yang tepat. Sekarang, biarkan senja menambah goresan emas dilangitnya. Dan biarkan malam yang mendengarkan tangisku.

 

 

Didalam kotak pandora yang terbuka, kutulis kata itu. "Senja dalam harapan".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun