Pagi di hari Sabtu yang cerah nan berseri, Pendopo Amangkurat Kabupaten Tegal sebagai venue seminar mulai dipenuhi oleh ratusan peserta yang hadir dengan antusias. Mulai dari siswa SMA hingga saya mahasiswa semester 7 yang tidak kalah antusiasnya. Para peserta datang tidak hanya untuk mendengarkan materi akademis, namun untuk menyaksikan langsung pula sosok yang tengah menginspirasi ribuan anak muda Indonesia. Sosok tersebut adalah Alfie Vere Likhie.
Alfie merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Angkatan 2023 Universitas Indonesia (UI) yang lahir di Osaka pada 18 Februari 2005. Namanya kian melambung setelah meraih berbagai prestasi gemilang, termasuk posisinya sebagai Top 12 dalam ajang bergengsi Clash of Champions (COC) yang diadakan oleh Ruangguru. Pada ajang COC tersebut, Alfie bermain sebagai peserta kompetisi perwakilan dari UI bersama beberapa temannya yang beradu kecerdasan dengan peserta dari berbagai perwakilan kampus lain, bahkan dari luar negeri.
Di atas panggung seminar, laki-laki yang lahir pada 19 tahun yang lalu itu terlihat tampil dengan kesederhanaan namun tetap menunjukkan karismanya. Mengenakan almamater kuning ciri khas dari UI kebanggaannya, Alfie membawakan materi dengan cara yang mudah dipahami namun tetap mendalam. Tidak ada gestur yang dibuat-buat, tidak ada kata-kata bombastis yang dipaksakan, yang ada hanyalah kejujuran seorang mahasiswa yang berbagi pengalamannya dalam mengejar impian.
Deretan prestasi yang pernah diraih Alfie berbicara lebih keras dari penampilannya yang sederhana. Tahun 2021 menjadi tahun yang membanggakan baginya ketika berhasil meraih medali perak di Philippine International Math Olympiad dan medali perunggu dalam Singapore and Asian Schools Math Olympiad. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan dedikasi yang ditunjukkannya selama ini membuahkan hasil yang membanggakan.
"Untuk sampai di tahap ini tentu tidak mudah, teman-teman," ujar Alfie membuka cerita tentang perjuangannya. Alfie tidak menyembunyikan fakta bahwa dirinya harus berkali-kali mencoba dan menimbang-nimbang berbagai cara serta keputusan sebelum akhirnya berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kegigihan dan fokusnya terbayar dengan pencapaian akademik yang luar biasa, dibuktikan dengan IPK 3.96 dari skala 4.00 yang diraihnya saat mengikuti ajang kompetisi akademik bergengsi tersebut.
Kisah Alfie adalah bukti nyata bahwa label "genius" yang sering disematkan padanya bukanlah pemberian secara cuma-cuma. Di balik prestasinya yang gemilang, tersimpan ribuan jam belajar, latihan, dan pengorbanan. Alfie membuktikan bahwa kesuksesan adalah hasil dari perpaduan antara bakat alami dan kerja keras yang tak kenal lelah.
Keikutsertaannya dalam ajang Clash of Champions (COC) menjadi salah satu highlight dalam perjalanan Alfie. Kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tetapi juga momentum yang membuktikan bahwa mahasiswa kedokteran bisa berprestasi di berbagai bidang. Alfie memecahkan stereotip bahwa mahasiswa kedokteran hanya dekat dan berteman dengan buku-buku medis.
Di luar prestasi akademiknya yang mengagumkan, Alfie dikenal pula sebagai pribadi yang unik dan humoris. Alfie seringkali membagikan musik atau lagu yang sedang digemari kepada para pengikutnya di media sosial. Alfie juga sering membagikan berbagai kegiatan yang dilakukannya, menunjukkan sisi personalnya yang relatable dan membumi. Selera musiknya yang beragam menjadi cerminan karakternya yang multidimensi, tidak hanya sekadar mahasiswa kedokteran yang serius dengan studinya.
