Islam Masuk di Benua Afrika pada masa khulafaurrasyiddin, bahkan Rasulullah SAW hijrah untuk pertama kalinya ke Habasyah yang di pimpin oleh Raja Najasyi pada tahun ke-5 kenaibiannya. Orang yang pertama kali masuk islam di Afrika adalah Bilal bin Rabah,seorang mu'adzin fan sahabat kesayangan Rasulullah SAW.Â
Sebelum Islam datang wilayah ini merupakan wilayah strategis yang merupakan jalur perdagangan antara Benua Afrika dan Benua Asia. Sebelum wilayah ini ditaklukkan oleh pasukan Muslim, wilayah Mesir yang termasuk Afrika Utara dikuasai oleh Romawi.Â
Setelah kekuasaan islam telah memenuhi wilayah Afrika Utara, Islam menyebar ke wilayah Afrika Barat pada masa Dinasti Murabithun dan menaklukkan daerah Ghana pada abad ke-11.Penyebaran islam di Afrika memunculkan Kerajaan Islam yang didirikan oleh para penduduk, seperti daerah Mawali, Mozambik, ZanZibar, dsb.Â
Pada abad ke-19 terjadi pembentukan Organisasi Muslim di Tunisia. Gerakan dakwah di Afrika Utara sangat kental dengan gerakan sufi, seperti di Tunisia dngan Tharekat Qodariyyah, Rahmaniyyah, Isawa dan Tijaniyyah. Meskipun akhirnya negaranya sekuler namun praktik keberagamaannya sangat sufistik.
Maroko adalah sebuah negara yang merdeka yang mempunyai kemampuan bertahan sebagai sebuah rezim otoritasnya didasarkan kombinasi antara symbol khilafah dan sufi, meskipun negara ini sangat kesulitan dalam mempertokoh otoritasnya di wilyah pedesaan atau pedalaman. Gerakan Islam di Maroko awalnya dalam kebimbaangan antara cara keberagamaan kaum Borjuis kota, melek huruf, puritan skripturalis namun satu sisi ada suku-suku tradisionalis yang praktik keberagamaannya ritualistis-antropolatrous.Â
Libya, Pemerintahan Ustmani mendirikan rezim pertama di wilayah Tripolitania, Cyrenaica, dan Fezza yang mana pada masa modern ini membentuk sebuah negara yang di kenal sebagai Libya. Selama pada masa pendudukan Ustmani, Libya merupakan wilayah yang tidak memiliki catatan sejarah sejak 1835 sampai 1911 Utsmani mengadakan perubahan.Â
Proses arabisasi dan Islamisasi dimasa Utsmaniyyah namun tidak diiringi pembentukan rezim yang memusat. Lalu gerakan Sanusiyyah berusaha mempertahankan Islam dari gerakan asing. Sanusiyyah mengembangkan gerakan Sunni Islam ortodoks, yang mampu menciptakan perlawanan lokal dari agresi Italia. Namun Libya luluh lantah akibat kelantangannya melawan sikap Amerika.
Pada tahun 1980 negara Sinegal merupakan rezim non-muslim sekuler yang memerintah sebagian besar penduduk muslim. Meskipun rezim ini diorganisir sesuai institusi politik dan kultural politik eropa dan dijalankan oleh elite non-muslim, bagian terbesar penduduknya terdidik dalam sejumlah thariqat sufi. Ini bersal dari abad ke-19, di mana gerakan jihad muslim dan penakluk Perancis menstransformasikan basis tradisional masyarkat Sjnegal.Â
Pemerintahan Perancis juga turut menyokong penyebaran islam. Perancis mengambil sikap pragmatis terhadap muslim dan memandang mereka sebagai kelompok yang berperadaban tinggi, berpola hidup produktif, dan cakap di bidang administrasi.Â
Perancis memanfaatkan warga muslim sebagai juru tulis, menjadikan kepala-kepala kampung sebagai perantara dan mengizinkan mereka menjalankan hukum muslim (Syari'ah). Perancis juga mencemaskan kemungkinan muslim menjadi rival (lawan) politik mereka dan berusaha menjadikan kekuatan mereka tetap tidak terorganisir dan tetap berada di bawah kontrol mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H