Mohon tunggu...
Nindya Permata
Nindya Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

I'm a poet

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen-Z Beri Alasan Minimnya Minat Untuk Menonton Teater Tradisional

30 Oktober 2024   23:03 Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teaterikal puisi SMAN 3 Temanggung - YouTube

Seiring dengan perkembangan zaman, tanpa disadari era tradisional ternyata juga ikut memudar. Hal ini di karenakan semakin maraknya era modern yang bisa dengan gampang menggeser era tradisional itu sendiri. 

Untuk mengetahui lebih jelas,  kita bisa melihat dari berbagai aspek kehidupan, entah dari segi politik, makanan, seni, dan lain-lain. 

Sebagai contoh dalam segi kesenian dapat dibuktikan dengan memudarnya teater tradisional yang telah digantikan dengan teater modern. 

Seperti yang bisa kita lihat pada saat ini banyak masyarakat khususnya pada generasi muda yang lebih memilih tontonan yang bersifat modern. 

Mereka lebih menyuarakan minat mereka untuk menonton teaterikal puisi dibandingkan dengan menonton teater tradisional seperti Ludruk, Wayang topeng, dan lain sebagainya. 

Faktanya, bukanlah berita yang mengejutkan bagi kita saat mendengar hal tersebut. Karena kebanyakan dari kita, khususnya para generasi muda yang sudah menyadarinya namun sulit dan tidak mau berusaha untuk mengubahnya. 

Terkait dengan kejadian tersebut, tentunya ada beberapa hal yang menyebabkan lengsernya minat generasi muda terhadap teater tradisional. Di antaranya sebagai berikut : 

1) Penggunaan bahasa yang baku

Pada teater tradisional umumnya menggunakan bahasa yang kental akan kesusastraan. Bahkan bisanya juga banyak menggunakan bahasa daerah atau bahasa Jawa. Penggunaan bahasa tersebut cenderung kurang disukai oleh anak muda karena terkesan belibet dan sulit dipahami. 

2) Konsep ceritanya masih kuno 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun