Seiring dengan perkembangan zaman, tanpa disadari era tradisional ternyata juga ikut memudar. Hal ini di karenakan semakin maraknya era modern yang bisa dengan gampang menggeser era tradisional itu sendiri.Â
Untuk mengetahui lebih jelas, Â kita bisa melihat dari berbagai aspek kehidupan, entah dari segi politik, makanan, seni, dan lain-lain.Â
Sebagai contoh dalam segi kesenian dapat dibuktikan dengan memudarnya teater tradisional yang telah digantikan dengan teater modern.Â
Seperti yang bisa kita lihat pada saat ini banyak masyarakat khususnya pada generasi muda yang lebih memilih tontonan yang bersifat modern.Â
Mereka lebih menyuarakan minat mereka untuk menonton teaterikal puisi dibandingkan dengan menonton teater tradisional seperti Ludruk, Wayang topeng, dan lain sebagainya.Â
Faktanya, bukanlah berita yang mengejutkan bagi kita saat mendengar hal tersebut. Karena kebanyakan dari kita, khususnya para generasi muda yang sudah menyadarinya namun sulit dan tidak mau berusaha untuk mengubahnya.Â
Terkait dengan kejadian tersebut, tentunya ada beberapa hal yang menyebabkan lengsernya minat generasi muda terhadap teater tradisional. Di antaranya sebagai berikut :Â
1) Penggunaan bahasa yang baku
Pada teater tradisional umumnya menggunakan bahasa yang kental akan kesusastraan. Bahkan bisanya juga banyak menggunakan bahasa daerah atau bahasa Jawa. Penggunaan bahasa tersebut cenderung kurang disukai oleh anak muda karena terkesan belibet dan sulit dipahami.Â
2) Konsep ceritanya masih kunoÂ