Belakangan ini kesehatan mental remaja semakin menjadi pusat perhatian di lingkungan masyarakat. Masa remaja adalah masa penting dalam siklus perkembangan manusia, dimana individu akan mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosialnya. Adanya tekanan dari akademis, lingkup sosial, dan pengaruh media sosial sering kali berdampak pada kesehatan mental mereka.
Berdasarkan survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) 2022, sekitar 34,9% remaja di Indonesia mengalami kesulitan kesehatan mental dalam setahun terakhir, yang setara dengan 15,5 juta orang. Dari jumlah tersebut, hanya 2,6% remaja yang mencari bantuan profesional, menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam akses dan dukungan terhadap kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional, serta membantu remaja beradaptasi dengan perubahan hidup.
Beberapa faktor yang dapat menjadi sumber dari masalah kesehatan mental remaja:
1.Akademis
Banyak remaja yang masih dituntut untuk meraih prestasi akademiknya yang membuat mereka merasa ketakutan, cemas, dan stress. Ketatnya persaingan di lingkungan Pendidikan memicu rasa tidak percaya diri jika mereka gagal memenuhi ekspetasi.
2.Perundungan/bullying
Kasus perundungan semakin meningkat dan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan mental. Jenis bullying yang sering terjadi yaitu bullying fisik (kekerasan fisik), bullying verbal (menggunakan kata-kata), dan cyber bullying (melalui platform digital).
3.Media sosial
Remaja tak akan lepas dari media sosial, karena media sosial menjadi wadah mereka untuk mengekspresikan diri. Meskipun bermanfaat, media sosial juga menjadi ajang untuk bergengsi, dan dapat menyebabkan kecemasan sosial, bahkan depresi karena tekanan untuk selalu tampil sempurna.
4.Hubungan sosial
Massa remaja adalah massa untuk mencari jati diri, dimana emosional mereka masih labil. Hal tersebut menyebabkan konflik dalam hubungan pertemanan maupun keluarga.
5.Krisis identitas
Proses mencari jati diri membuat remaja sering kali merenungkan siapa diri mereka sebenarnya dan apa tujuan hidup yang ingin mereka capai. Pertanyaan ini menimbulkan kegelisahan, bahkan membuat mereka stress, terutama jika mereka merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup.
Gejala yang ditimbulkan oleh remaja yang sedang mengalami gangguan mental adalah perubahan perilaku seperti lebih sering bertengkar, sering berkata kasar, dan sebagainya. Yang kedua perubahan suasana hati, kondisi ini hanya berlangsung sebentar dengan waktu yang tidak menentu. Hal ini bisa menyebabkan masalah pada hubungan teman sebaya serta keluarganya.
Yang ketiga kesulitan berkonsentrasi, remaja yang mengalami gangguan mental cenderung sulit fokus untuk jangka waktu yang lama. Terakhir cenderung akan menyakiti dirinya sendiri, karena gangguan mental menyebabkan remaja sulit mengelola emosi. Dan akan melampiaskan dengan menyakiti dirinya sendiri bahkan berpotensi untuk bunuh diri.